CERBUNG ROHANI

LAYANG-LAYANG DI KAKI SALIB

EPISODE EMPAT BELAS

XIV

Dayu yakin perkawinan katolik adalah jalan yang mengikat dua insan untuk menjauhkan sifat-sifat egoisme yang menghancurkan keluhuran martabat perkawinan.Tetapi pak Ibas seperti pantang menyerah.Pak Ibas datang lagi ke rumah Dayu. Kali ini ia ditemani seorang pria seumuran dengan Dayu.

Laki-laki itu masih kerabat jauh.Dayu menyilahkan pak Ibas masuk.Pak Ibas duduk di samping Ongen. Sedangkan Dayu duduk berhadapan dengan pak Ibas dan Ongen.

Lelaki itu memandang Dayu dengan jenaka. Ia tersenyum. Lalu keluar pertanyaan.Mungkin sekedar basa-basi untuk memecah suasana diam.
“ Dik Dayu masih ingat aku?” Tanya Ongen.
“ Tentu masih ingat mas Ongen.Kita tumbuh bersama sebagai anak-anak dan remaja.Kita berpisah setelah menyelesaikan SMA.Engkau kuliah di Bandung dan aku di Yogyakarta.”
“ Betul dik.Sejak itu kita tak bertemu lagi.”
“ Kita sibuk dengan diri masing-masing.”
Pak Ibas menyela pembicaraan Dayu dan Ongen. Ia bicara apa tujuannya membawa Ongen ke rumah Dayu.
“ Dulu ayah menjodohkanmu dengan Bayu.Tapi tak terlaksana. Engkau lebih memilih Agas yang akhirnya mengkhianatimu.”
“ Jadi tujuan ayah apa?”
“ Ayah mau menjodohkanmu dengan Ongen.”

Dayu tersentak. Baru dua minggu lalu ayahnya datang mendesak dirinya untuk menikah lagi.Apakah waktu itu ayah menginginkannya menikah dengan Ongen?
“ Maafkan Dayu ayah.Dayu tak berniat untuk menikah lagi.Dayu ingin mencurahkan perhatian dan cinta kasih untuk Maria.Dia memerlukan perhatian dari orang yang mengasihinya sejak kecil.”
“ Ongen akan mengasihi anakmu.”
“ Tapi Dayu tak tertarik menikah lagi.Maafkan Dayu ayah.”

Kali ini pak Ibas tidak bersuara keras.Sejenak pak Ibas diam dan hanya menatap Dayu. Cukup lama tenggelam dalam senyap. Lalu pak Ibas kembali bertanya pada Dayu.
“ Kau serius tidak menikah lagi?”
“ Serius ayah. Dayu tidak mau menikah hanya untuk memenuhi keinginan orang lain. Walaupun orang lain itu adalah ayahku.”
“ Apa yang merasuki hatimu sehingga punya prinsip kaku seperti itu?”
“ Dayu menghormati hati nurani. Katakan ya kalau ya dan katakan tidak kalau tidak. Di hadapan ayah, untuk dan demi hati nurani Dayu harus berani mengatakan tidak.”
“ Apapun prinsipmu, ayah tetap ingin kau menikah lagi.”
“ Maaf ayah.Dayu telah merenungkan ayat Injil Matius 5:37; Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak.Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.”
“ Itu keyakinanmu,bukan keyakinan ayah.”
“ Untuk ayah tahu saja. Kitab Amsal 11:3 mengatakan; Orang yang jujur dipimpin oleh ketulusannya, tetapi pengkhianat dirusak oleh kecurangannya. Kitab Ayub 8:6; juga mengatakan; Kalau engkau bersih dan jujur,maka tentu Ia akan bangkit demi engkau dan Ia akan memulihkan rumah yang adalah hakmu.

Dayu katakan pada pak Ibas, Mazmur 25:21 sangat meneguhkan.Mazmur mengatakan, Ketulusan dan kejujuran kiranya mengawal aku,sebab aku menanti-nantikan Engkau.
“Sebagai ayahmu aku ingin yang terbaik untukmu. Hidup secara normal layaknya keluarga lain.Jadi pikirkan baik-baik.”
“ Dayu sudah memutuskan untuk tetap menunggu mas Agus.Dia suamiku.Kami belum bercerai secara hukum negara maupun hukum gereja.”
“ Pikirkan baik-baik.Masa depanmu adalah ketika engkau menjadi tua.Saat itu harus ada yang memberi perhatian padamu.”

Dayu membatin.Tentang cintanya pada Agas mudah dipahaminya.Tapi sukar dipahami orang lain.Bertahan di tengah badai pernikahan pun bisa dipahaminya.Tapi sulit bagi orang lain untuk memahaminya.Termasuk ayahnya tak memahami jalan pikirannya dan terutama suara hati nuraninya.
“ Dayu tak kuatir akan masa tua.Dayu percaya Tuhan sudah mengatur jalan hidup Dayu.”
“ Kau keras kepala.”
“ Iman Dayu yang tangguh.”

Ongen menengarai. Ia menatap Dayu sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“ Aku mengenal Dayu dulu begitu lembut.Hormat pada orang tua. Tapi Dayu sekarang berani menentang orang tua.”
“ Mas Ongen keliru.Dayu sama sekali tak menentang orang tua.Dayu hanya mau mengatakan apa yang sesuangguhnya sesuai dengan hati nuraniku.”
“ Itu sama saja menantang orang tua.”
“ Terserah mas Ongen menilainya. Dayu tetap menghormati ayah.”

Pak Ibas tak berkata apa-apa lagi.Mereka pamit meninggalkan rumah.Dayu mengantar ayahnya sampai ke mobil. Ayahnya menghidupkan mobil dan bergerak pergi. Dayu merasa lega.

Dayu semakin sadar bahwa setelah dibaptis dan menerima Roh Kudus maka dirinya telah menanggalkan kemanusiaan lama dan mengenakan kemanusiaan baru.Karena itu Dayu merasa harus berani mengatakan apa yang sesungguhnya harus ia katakan.Dayu harus berani mengoyakkan kemanusiaan lamanya.Walaupun Dayu harus berhadapan dengan ayahnya.

Dayu sadar ayah sangat berjasa dalam hidupnya. Karena itu Dayu sangat menghormatinya.Tetapi penghormatan tidak harus mengorbankan hati nurani. Mengatakan ya meskipun hati nurani mengatakan tidak adalah bentuk penipuan. Rasa hormat kepada ayahnya tidak harus mengorbankan imannya. Dayu ingat yang tertulis dalam Ibrani 11:1; Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman dimulai dengan keyakinan akan pribadi Allah. Dayu percaya bahwa Allah adalah Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan. Dia adalah Juruselamat yang selalu setia pada janji-Nya.

Dayu yakin Iman memampukannya melihat sesuatu dengan lebih jelas dan hidup. Hal ini merupakan anugerah dari Tuhan. Tidak seorang pun mengakui Yesus sebagai Tuhan kalau bukan dari Roh Kudus. Dayu patut bersyukur atas anugerah iman. Oleh karena iman, Dayu merasa diselamatkan. Sebaliknya, `tanpa iman tidak mungkin ia berkenan kepada Allah.

Karena itu Dayu yakin mengabaikan keinginan ayah agar ia menikah lagi bukanlah bentuk tidak menghormati ayahnya. Dayu tahu perintah keempat dalam Sepuluh Perintah Allah adalah hormati orang tua. Tetapi ketika keinginan orang tua mengancam keutuhan iman yang adalah hak asasi pribadinya Dayu akan terus mengabaikan. Sebab kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakininya adalah hak asasinya.***bersambung

Show More

Agust G. Thuru

Lahir di Maghilewa Inerie Ngada Flores, NTT. Alumni STKIP Widya Yuwwana Madiun. Pimred Tabloid Mentik. Alamat: Jl. Hayam Wuruk Gg 181 No 4 Denpasar, HP/WA: 081337769252 - email: agusthuru@gmail.com.

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!