Sebanyak 58 orang umat di Paroki St. Petrus Negara menerima Sakramen Krisma tepat pada Perayaan Dua Rasul Agung St. Petrus dan St. Paulus, Selasa (29/6/2021). Tepat pada hari yang sama, Gereja Paroki Negara juga merayakan HUT ke-54.
Penerimaan Sakramen Krisma dalam Gereja Katolik menandakan seseorang dewasa dalam iman dan melalui sakramen ini umat menerima aneka Roh Kudus yang menguatkan mereka untuk menjadi saksi Kristus di tengah dunia.
Sebelum perayaan Ekaristi, didahului dengan pemberkatan Gua Maria yang terletak di areal gereja paroki itu. Gua Maria tersebut baru saja selesai di renovasi. Pemberkatan dilakukan oleh Bapak Uskup Denpasar Mgr. Silvester San.
Usai pemberkatan gua, seluruh umat langsung bergerak masuk dalam gereja, sementara krismawan dan krismawati ikut dalam perarakan bersama para petugas liturgi serta Bapak Uskup dan Pastor Paroki.
Misa berlangsung lancar, hikmat dan agung. Seluruh umat yang hadir mengikuti protokol kesehatan secara disiplin dengan memakai masker, mencuci tangan sebelum masuk gereja, serta jarak duduk antara umat yang mencapai sekitar satu meter. Di dalam gereja juga tersedia hand sanitizer.
Perayaan St. Petrus dan St. Paulus serta HUT Gereja St. Petrus Negara itu, dipimpin Gembala Tertinggi Gereja Lokal Keuskupan Denpasar Mgr. Silvester San, didamping Pastor Paroki RD. Martinus Emanuel Ano.
Perayan ini dimeriahkan oleh koor paroki yang jumlahnya hanya 10 orang termasuk dirigen dan organis. Selain secara offline, misa itu juga ditayangkan secara online melalui kanal youtube Komsos Negara agar bisa diikuti oleh umat yang tidak bisa hadir di gereja.
Dalam pengantar misa, Bapak Uskup menerangkan bahwa St. Petrus dan St. Paulus merupakan Dua Rasul Agung yang memiliki semangat missioner dalam mewartakan Injil serta menjaga persatuan dan kerukunan dalam Gereja.
“Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa pada perayaan St. Petrus dan St. Paulus ini juga menjadi perayaan pelindung paroki Negara. Hari ini kita juga bersyukur atas HUT ke-54 berdirinya Gereja paroki ini yang dimahkotai penerimaan Sakramen Krisma kepada sejumlah umat. Semoga Tuhan memberkati Gereja ini dan seluruh umat dan pelayan-pelayannya,” kata Bapak Uskup.
Sementara dalam homilinya, Bapak Uskup mengatakan latar belakang Petrus hanyalah seorang nelayan sederhana bahkan seorang yang buta huruf. Petrus adalah seorang murid Yesus yang setia kendatipun dia pernah menyangkal-Nya. Namun, Petrus mau bertobat dan Tuhan menunjuknnya sebagai Kepala Gereja (Paus Pertama) dan diberi kuasa oleh Tuhan serta para pengganti-penggantinya (Paus) untuk menjaga persekutuan dan kerukunan gereja.
Sementara Paulus adalah seorang intelektual-terpelajar, seorang penulis handal dan banyak membuat surat serta memiliki pengaruh yang sangat besar di kalangan bangsa Yahudi. Sebelum menjadi Rasul Kristus, Paulus adalah seorang antikristus dan suka menganiaya para pengikut Yesus. Tetapi pertemuan Paulus dengan Yesus yang bangkit saat perjalanan ke Damsyik, menyebabkan Paulus bertobat dan menjadi seorang yang berani dalam mewartakan Yesus yang bangkit kepada orang-oran non Yahudi atau orang kafir.
Kedua Rasul tersebut, lanjut Bapak Uskup, selain datang dari latar belakang yang berbeda serta karakater yang saling bertolak belakang bahkan sering kali berbeda pendapat, namun mereka memiliki kesamaan yaitu mempunyai semangat missioner yang sangat berani dalam mewartakan Injil serta menjaga persekutuan dan kerukunan Gereja. Mereka juga sama-sama meninggal sebagai martir akibat dianiyai karena imannya kepada Yesus.
Kepada seluruh umat, Bapak Uskup meminta untuk meneladani kedua Rasul Agung ini yaitu semangat missioner dalam mewartakan Injil serta menjaga persekutuan dan persatuan serta kerukunan dalam Gereja.
Kepada para krismawan-krimawati, Bapak Uskup mengatakan, “Anda akan menerima Roh Kudus melalui Sakramen Krisma. Oleh Roh Kudus itu kamu akan dikuatkan dan menjadi dewasa dalam iman untuk menjadi saksi Kristus di tengah masyarakat majemuk melalui peran dan talenta masing-masing.”
Bapak Uskup meminta kepada krimawan-krimawati juga untuk meneladani dua Rasul Agung St. Petrus dan St. Paulus. “Keduanya mengajarkan kita untuk berani bersaksi dan mengorbankan diri bagi Kristus,” imbuh Mgr. San.
Usai homili, dilanjutkan dengan penerimaan Sakramen Krisma. Pastor Paroki RD. Martinus Emanuel Ano, memohon kepada Bapak Uskup untuk menerimakan Sakramen Krisma kepada 58 orang umatnya.
Menurut Pastor Paroki, para calon krismawan-krismawati tersebut sudah layak untuk menerima sakramen sebagai tanda telah dewasa dalam iman itu. “Mereka telah mendapat bimbingan dan pembinaan oleh para pembina selama ini,” ungkap Rm. Eman.
Bapa Uskup menyampaikan terima kasih dan sesuai permohonan Pastor Paroki, akan menerimakan sakramen krisma kepada para calon krismawan-krismawati itu. selanjutnya Bapak Uskup mengambil posisi di depan altar. Dua orang saksi Krisma yaitu Ketua BPI Paroki Bapak Don Openg dan Istri juga maju di hadapan Bapak Uskup.
Selanjutnya satu persatu calon krismawan-krismawati maju, kemudian berlutut di hadapan Bapak Uskup. Bapak Uskup mengoleskan sedikit minyak krisma di dahi dan menepuk pipinya. Upacara penerimaan krisma berlangsung tertib. Koor terus mengangkat puji-pujian selama proses penerimaan krisma berlangsung.
Selepas penerimaan sakramen krisma dilanjukan dengan liturgi Ekariti hingga misa usai. Beberapa sambutan langsung dilaksanakan dalam gereja sebelum berkat penutup.
*Hironimus Adil