LINTAS PERISTIWA
Trending

Konsolidasi Rasul Awam Se-Pulau Lombok, Caleg Katolik Diperkenalkan

MATARAM – Team Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Denpasar, pekan lalu turba ke pulau Lombok, NTB dalam rangka pembinaan bidang politik sekaligus konsolidasi rasul awam yang ada di pulau itu.

Kegiatan dilaksanakan di aula Paroki Mataram, Kamis (19/10/2023). Hadir sekitar 60-an orang utusan dari tiga paroki yang ada di pulau tersebut yaitu Paroki Maria Immaculata Mataram, Paroki St. Antonius Ampenan dan Paroki St. Yohanes Pemandi Praya-Selong.

Suasana kegiatan Pembinaan Bidang Politik dan Konsolidasi Rasul Awam se-Pulau Lombok

Selain dihadiri tokoh awam, sejumlah iman juga ambil bagian dalam konsolidasi itu, antara lain Pastor Paroki dan Pastor Rekan Mataram RD. Laurensius Maryono dan RD. Danan Pamungkas, serta Pastor Paroki dan Pastor Rekan Ampenan RP. Iron, SVD dan RP. Kristo, SVD.

Kegiatan tersebut dibuka oleh RD. Lauresius Maryono, selaku Deken Dekenat NTB. Dalam sambutannya, Deken NTB menilai bahwa pertemuan itu sangat penting dan mendesak, apalagi di tahun politik ini, supaya umat yang terwakili oleh para rasul awam yang diundang dalam pertemuan itu mendapat pencerahan terkait pandangan Gereja Katolik tentang politik.

Menurut Rm. Maryono, Gereja, khususnya kaum awam perlu terlibat di dunia politik demi kesejahteraan bersama (bonum commune), hal yang juga menjadi visi atau cita-cita Gereja.

Ketua Komisi Kerawam Kuskupan Denpasar RD. M. Emanuel Ano

Deken NTB juga menyampaikan apresiasi khusus kepada sejumlah tokoh awam Katolik yang berani untuk terlibat dalam politik praktis, terutama kepada mereka yang dipercaya menjadi calon anggota legislatif (Caleg) oleh partainya.

“Kita bersyukur ada umat kita yang mampu dan berani terlibat dalam politik praktis dan beberapa ada yang menjadi caleg. Kita berharap tidak hanya menjadi caleg saja, tetapi berjuang untuk bisa terpilih menjadi anggota legislatif,”ungkap Rm. Maryono.

Dikatakan Rm. Maryono, bahwa memang tidak mudah untuk mencapai posisi yang diharapkan, membutuhkan perjuangan keras, pengorbanan dan paling penting dukungan masyarakat umum termasuk umat.

Deken NTB RD. Laurensius Maryono

Dikatakan Romo Maryono, dalam system pemilu sekarang yang paling utama adalah figur. “Figur menjadi sangat penting dalam system pemilu sekarang. Siapa yang banyak berbuat baik untuk masyarakat dan dikenal luas ke semua lapisan masyarakat, peluang untuk terpilih terbuka lebar,” katanya.
Setelah menyampaikan sambutannya, Deken NTB itu kemudian membuka kegiatan ini secara resmi.

Sebagai narasumber atau mitra diskusi dalam pembinaan dan konsolidasi tersebut adalah Ketua Komisi Kerasulan Awam Keuskupan Denpasar RD. Martinus Emanuel Ano, bersama Tim Kerawam Keuskupan Denpasar.

Hanya Istilah

Ketua Komisi Kerawam Keuskupan Denpasar dalam kesempatan itu mencoba untuk merefresh kembali materi tentang Sakramen Politik yang telah disampaikan dalam suatu kesempatan sebelum pandemi covid 19 melanda dunia. Sekretaris Komisi Kerawam Kustati Tukan memoderartori materi pertama ini.

Terkait tema kegiatan “Konsolidasi Rasul Awam Katolik” menurut Rm. Eman, demikian Ketua Komisi yang mengurusi bidang pendidikan politik itu biasa disapa, pentingnya solid ke dalam sebelum solid di luar.

Rasul Awam aktif dalam menyampaikan gagasan dan masukan

“Konsolidasi itu, solid ke dalam dulu sebelum solid ke luar. Demikian halnya kalau kita bicara Sakramen Politik, yang utama dan pertama itu, Sakramen dulu baru politik. Jangan dibalik-balik. Jangan pula sakramenisasi politik, apalagi sampai politisisasi sakramen,” katanya.

Romo Eman juga mengingatkan kepada semua akktivis awam Katolik supaya antara spiritulitas dan keterlibatan di tengah dunia itu harus seimbang. Doa dan terlibat ke luar harus seimbang. Jangan hanya berdoa lupa terlibat, sebaliknya jangan sibuk terlibat tetapi lupa doa,” katanya mengingatkan.

Bicara soal sakramen politik, menurut Ketua Komisi Kerawam, ini hanya sebuah istilah saja, bukan dimaksudkan sebagai sakramen sebagaimana 7 sakramen yang ada dalam Gereja Katolik. “Sakramen Politik ini, bukan sakramen ke-8. Gereja tetapi memiliki hanya 7 sakramen,” tegasnya.

Istilah sakramen politik, menurut Romo Eman, lebih untuk membangkitkan semangat umat Katolik untuk mau terjun dan terlibat dalam politik praktis. Sebab banyak pandangan bahwa politik itu kotor. Padahal yang kotor itu adalah para politisi yang memanfaatkan politik itu kepentingan pribadi dan golongannya atau saling jegal demi ambisi pribadi.

Dengan demikian, perlu suatu pemahaman yang tepat bahwa sesuai dengan hakekatnya politik itu sejatinya sangat mulia karena mengabdi pada kepentingan umum atau demi kesejahteraan/kebaikan banyak orang (bonum commune). Dari hakekatnya ini, menjadi jelas bahwa politik sesungguhnya bisa menjadi ‘tanda keselamatan (sakramen)’ sebab memperjuangan kesejahteraan umum.

Para caleg diapit para pastor dan suster yang hadir dalam kegiatan

“Gereja sebagai tanda kehadiran Kristus di dunia dan politik bisa menjadi sarana kehadiran Gereja di tengah publik, sebab melalui politik Gereja (umat awam) dapat memperjuangkan kepentingan umum demi kesejahteraan bersama,” kata Rm. Eman.

Hanya saja Romo Eman mengingatkan, kalau sudah terlibat dalam dunia politik jangan sampai identitas sebagai seorang Katolik itu dilupakan, artinya Nilai-nilai kekatolikan (Injili) harus tetap dipegang teguh dan menjadi pedoman dalam berpolitik. “Jangan sampai juga perbedaan politik membuat umat terpecah belah,” harapnya.

Caleg Katolik

Dalam pembinaan bidang politik dan konsolidasi itu, turut dihadiri juga oleh sejumlah politisi Katolik yang kini dipercayakan oleh partainya menjadi caleg. Ada lima orang caleg yang hadir dan semuanya bertarung untuk memperebutkan kursi DPRD Kota Mataram.

Dari lima orang Caleg tersebut, 4 orang di antaranya justru berasal dari Dapil yang sama yaitu Dapil Cakranegara, serta satu orang dari Dapil Ampenan. Hal ini diketahui saat para Caleg itu diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri.

Para Caleg dari awam Katolik itu antara lain (1) Honorius Balela (asal Paroki Mataram), Caleg Partai Gerindra Dapil Cakranegara nomor urut 4; (2) Maria Yasinta (Paroki Mataram), Caleg PDIP, Dapil Cakranegara nomor 7; (3) Irene Magdalena (Paroki Mataram) Caleg Partai Golkar, Dapil Cakranegara nomor urut 6; (4) Bertha Sisilia (Paroki Ampenan), Caleg Partai Gelora, Dapil Cakranegara nomor urut 5; dan (5) Petrus Leksi (Paroki Mataram), Caleg Partai Golkar, Dapil Ampenan, nomor urut 5.

Selepas perkenalan para caleg, salah seorang Tim Komisi Kerawam, Hiro Adil, memandu pertemuan konsolidasi itu dengan agenda menggali masukan dari tokoh awam yang hadir terkait peran Gereja dalam bidang politik.

Ada sekian banyak masukan yang muncul, baik masukan bagi para caleg supaya lebih banyak turun ke masyarakat/umat untuk memperkenalkan diri, sekaligus membangun jaringan. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa saran seperti ini baik untuk langkah strategi ke depannya, karena kalau untuk pemilu 2024 ini sudah terlambat.

Diusulkan pula supaya Gereja melalui Komisi Kerawam memiliki cetak biru (blue print) tentang kaderisasi rasul-rasul awam di bidang politik.

Saran lainnya, khusus untuk para caleg agar lebih banyak bergaul sambil berbuat baik dengan orang lain, merangkul berbagai komunitas/elemen masyarakat tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras maupun golongan.

Foto bersama di akhir pertemuan

Kepada Gereja juga direkomendasikan untuk terus mengadakan dan meningkatkan pendidikan/pembinaan di bidang politik ini secara kontinyu, sehingga umat semakin melek berpolitik dan semakin berani untuk terlibat dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dengan tetap menjunjung tinggi Nilai-nilai kekatolikan atau nilain Injili. Masih banyak gagasan, usul, saran dan harapan yang mengemuka dalam diskusi tersebut.

Setelah mendapatkan masukan peserta, Ketua Komisi Kerawam maupun Dekenat NTB, di bagian akhir memberikan tanggapan atas beberapa hal sekaligus peneguhan untuk para awam Katolik untuk terus terlibat dan bergerak dalam pusaran publik (politik) dengan tidak melupakan untuk menimba kekuatan spiritualitas sebagai seorang Katolik, sehingga rasul awam Katolik memiliki kualitas 100% Katolik, 100% Indonesia.

Seluruh rangkai pembinaan dan konsolidasi rasul awam itu diakhiri dengan doa dan berkat serta foto bersama. ***

Penulis : Hironimus Adil
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close