KOLABORASI TIGA SEKAMI MERIAHKAN HARI ANAK MISIONER SEDUNIA KE-180
Setiap tahunnya, Gereja Katolik merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan atau biasa disebut Epifani persis di awal tahun setelah tahun baru.
Dalam hari yang sama, Gereja secara khusus juga merayakan Hari Anak Misioner Sedunia (HAMS). Pada tahun ini, perayaan ini dirayakan pada Minggu, 8 Januari 2023 dan merupakan peringatan 180 tahun HAMS.
Di Paroki Santo Yoseph Denpasar, perayaan ini berlangsung meriah. Tidak hanya karena melibatkan seluruh anak di dalam paroki, tetapi juga mengundang dua kelompok Sekami (Serikat Kepausan Anak Misioner) dari dua paroki tetangga, yakni Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka dan Paroki Santa Theresia Tangeb. Dengan demikian, tiga kelompok Sekami berkolaborasi menyemarakkan perayaan syukur ini.
Tidak mengherankan jika pada perayaan Ekaristi pukul 08.30 di Gereja Yesus Gembala Yang Baik, Ubung Kaja, Denpasar, hari itu dipadati oleh anak-anak. Mereka menempati seluruh bangku umat di barisan bawah.
Perayaan ini dipimpin oleh P. Laurensius I Ketut Supriyanto, SVD (Pastor Rekan) sebagai selebran utama, bersama P. Yohanes I Nyoman Madia Adnyana, SVD (Pastor Paroki). Perayaan menjadi semarak dengan suara emas anak-anak dari tiga kelompok Sekami yang diiringi dengan permainan kolintang. Tari-tarian juga dipersembahkan untuk menyemarakkan perayaan Ekaristi ini.
Perayaan Ekaristi diawali dengan tari-tarian dan perarakan Tiga Raja. Sebagai catatan, Hari Raya Penampakan Tuhan juga disebut sebagai Hari Tiga Raja. Tiga orang anak berpakaian layaknya Tiga Raja dari Timur membawa tiga buah persembahan, yakni emas, kemenyan, dan mur. Mereka kemudian meletakkan persembahan itu di depan kandang Natal dan diberkati oleh pastor.
Dalam homilinya, P. Ketut, demikian akrab disapa, menegaskan kembali tema perayaan HAMS tahun ini, yaitu “Bersahabat, Terlibat, Menjadi Berkat”.
“Anak-anak diundang untuk terlibat dalam kehidupan menggereja. Kita sudah lihat, bahwa mereka bisa melayani sebagai koor, lektor, pemazmur, dan lain-lain. Menurut bapak/ibu orang tua, apakah mereka sudah bisa (terlibat)?”
Sontak pertanyaan ini dijawab lantang oleh para orang tua yang duduk di tribun atas, “Ya!”
“Dengan mereka terlibat, mereka bisa bersahabat satu dengan yang lain. Dan akhirnya, setelah perayaan ini, apa yang harus dilakukan anak-anak? Ya, menjadi berkat untuk sesama,” ungkap pastor kelahiran Palasari ini.
Secara khusus, P. Ketut mengingatkan sebuah tradisi indah setelah merayakan Hari Raya Penampakan Tuhan, yang secara liturgis seharusnya dirayakan pada 6 Januari, sampai dengan tanggal 2 Februari (Pesta Yesus Dipersembahkan ke Bait Allah). Tradisi itu adalah memberkati rumah dengan doa singkat, “Christus Mansionem Benedicat” atau “Semoga Kristus memberkati bangunan (rumah) ini.”
“Nanti, ketika adik-adik pulang ke rumah, sebelum masuk, adik-adik bersama orang tua berdoa singkat di depan pintu. Apa doanya? Christus Mansionem Benedicat. Semoga Kristus memberkati rumah ini. Kalau disingkat menjadi C, M, B. Singkatan ini juga tidak lain adalah singkatan nama Tiga Raja dari Timur. Siapa mereka? Caspar, Melkior, Balthasar. Sesudah berdoa singkat, adik-adik bisa menuliskan di jenang pintu, angka 20+C+M+B+23. Angka 20 dan 23 melambangkan tahun ini dan C+M+B melambangkan doa singkat itu. Biasanya, tradisi ini menggunakan kapur, tetapi jika tidak ada bisa menggunakan stiker. Saya kira, ini sebuah tradisi bagus yang patut kita lestarikan,” tandasnya.
Setelah perayaan Ekaristi, anak-anak tetap berada di dalam gereja untuk memperkenalkan kelompok Sekami sekaligus menampilkan yel-yel mereka. Selanjutnya, secara bergiliran mereka menuju ke aula di seberang gereja untuk mengikuti acara kebersamaan dalam rangka “ulang tahun” Sekami ke-180.
Anak-anak dengan penuh sukacita mengikuti acara ini dengan dipandu oleh Kak Lintina dan Kak Maurich, demikian para pendamping biasa dipanggil, sebagai pembawa acara. Ketika anak-anak memasuki aula, mereka disambut dengan penampilan kolintang dari Paroki Santo Yoseph Denpasar sebagai tuan rumah.
Mereka kemudian menikmati santap siang bersama. Acara belum selesai. Masing-masing paroki kemudian menampilkan kebolehannya, baik itu bernyanyi, menari, bahkan storytelling (bercerita).
Akhirnya, acara ditutup dengan sapaan kasih dari P. Yan Madia, SVD, Pastor Paroki Santo Yoseph Denpasar. P. Yan mengapresiasi kehadiran anak-anak yang membawa sukacita dalam perayaan kebersamaan ini.
P. Yan bersama P. Ketut kemudian memotong tumpeng tanda rasa syukur yang kemudian dibagikan kepada tiga ketua kelompok Sekami, baik dari Paroki Santo Yoseph, Paroki Tuka, dan Paroki Tangeb. Kedua pastor ini juga turut membagikan doorprize kepada anak-anak yang berhasil menjawab kuis dengan tepat.
Seluruh rangkaian acara ini ditutup dengan doa dan berkat oleh P. Yan Madia, SVD. Anak-anak kemudian diajak berfoto bersama dan meninggalkan aula dengan menerima souvenir atau kenang-kenangan secara tertib.
Proficiat untuk Sekami Paroki Santo Yoseph Denpasar, Paroki Tritunggal Mahakudus Tuka, dan Paroki Santa Theresia Tangeb yang bersatu rayakan HAMS ke-180! ***
Editor: Hiro/KomsosKD