LEMBARAN IMAN
Trending

KITA BANGKIT BERSAMA GEMBALA YANG BAIK

MINGGU PASKAH 4, A; 30 April 2023
Kis. 2:14a.36-41; 1Ptr. 2:20b-25; Yoh. 10:1-10

Pada hari Minggu Paskah IV ini Yesus menyatakan diri sebagai Gembala yang baik. Tuhan Yesus menyatakan Dia lah pintu dan gembala bagi kawanan domba yang mendengar dan mengikuti Dia. Pintu berarti jalan yang menuju padang rumput yang subur dan Gembala berarti yang membimbing, melindungi dan mengarahkan kawanan domba menuju kesejahteraan. Dan itu bukan saja dilakukan Yesus dengan kepemimpinannya, tetapi lebih-lebih dengan sengsara, wafat dan kebangkitannnya, yang membuka jalan keselamatan kepada manusia.

Tetapi itu kata Kitab Suci. Sekarang sudah 4 minggu kita menjalani masa Paskah, Apakah kita sudah menemukan pintu dan jalan keselamatan itu? Dalam Bacaan II, Rasul Petrus berkata: jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya (1Petr. 2:20-21). Ini adalah suatu nasihat saleh yang baik dan benar. Tetapi pertanyaannya, kita kan sudah merayakan Paskah? Kalo ikut Yesus memikul salib, kita masih di Jumat Agung, dong. Bagaimana yang benar?

Seorang Professor Psikologi, John Bargh. Di New York mengadakan penelitian. Ada 40 mahasiswa diminta mengikuti sebuah eksperimen. Mereka dibagi dalam 2 kelompok, 20 orang/kelompok. Tugas mereka selama 30 hari harus bicara dengan diri sendiri (selftalk) selama masa sadar, dari bangun pagi sampai tidur lagi. Kelompok A diminta selftalk tentang hal-hal yang baik, menyenangkan, membangun semangat. Misalnya: Hari ini indah, cuaca segar. Semua lancar. Tuhan itu baik. Pemerintah kerja benar dll.dsb. kelompok B diminta selftalk tentang hal-hal negatip dan tidak menyenangkan. Cuaca jelek, hidup susah, cari kerjaan sulit. Pemerintah brengsek. Tuhan tidak adil dll seperti itu. Hal itu diulang-ulang sepanjang hari, kecuali waktu tidur. Sesudah 30 hari, mereka diminta datang ke kampus. Sepanjang koridor yang panjang ke ruang pertemuan, dipasang banyak kaca cermin dan camera tersembunyi. Semua itu dapat dilihat oleh 100 orang pengamat, tanpa diketahui oleh para mahasiswa itu. Setiap pengamat mendapat gambar dan nama mahasiswa yang 40 itu. Mereka harus menentukan mahasiswa ini masuk kelompok A atau B. Mereka tidak kenal dan hanya saat itu mereka melihat para mahasiswa itu. Sesudah hasilnya dikumpulkan, ternyata 95% pengamat menebak dengan benar kelompok dari para mahasiswa itu. Mereka hanya melihat penampilan dan gerak-gerik tiap mahasiswa. Meski berpakaian rapih dan perlente, wajah kuyu, tampilan lesu dan kumuh, jelas menunjukkan dia dari kelompok B. gaya yang santai, tampak teresnyum, melangkah gagah, meski hanya dengan jeans butut dan kaos tshirt, menunjukkan ini dari kelompok A.

Penjelasannya demikian: manusia itu terdiri dari bilyunan nano sel. Tiap hari ada 30 miljar sel yang mati. Jadi selama 30 hari, ada 900 milyar sel di tubuh kita yang berganti. Artinya banyak bagian dari diri kita yang berubah. Sel yang baru ini bersifat netral. Kalau selama 30 hari kita masukkan data-data negatip, maka kita jadi manusia yang suram, tidak semangat, pandangan negatip dsb. Tetapi jika kita isikan data positip, maka orang itu menjadi cerah wajahnya, tingkahnya menyenangkan, auranya positip dsb.*

Kristus telah menderita sengsara, wafat dan bangkit. Keselamatan sudah disediakan bagi semua bangsa dan seluruh umat manusia. Seharusnya manusia itu bisa hidup dalam suasana kebangkitan. Tapi bagaimana manusia menanggapinya? Sampai saat ini, banyak orang masih hidup dalam suasana negatip, yang membuat seluruh dirinya berciri negatip. Padahal tawaran keselamatan sudah diberikan. Jaminan keselamatan sudah ada ditangan kita. Jalan menuju surga sudah dibuka dan kita tinggal ikut berjalan dibelakang Kristus. Ikut memikul salib, bukan berarti kita masih di Masa Jumat Agung. Kenyataan penderitaan, hanya dapat diatasi dalam salib, Dia yang bangkit, masih ikut memikul salib kehidupan kita, supaya kita yang ikut Dia, dapat mengicipi kenikmatan surga dan menemukan jaminan harapan, kita akan sampai disana.

Hari ini adalah Hari Minggu Panggilan. Kita berdoa juga bagi mereka yang menemukan makna hidupnya melayani Tuhan Yesus yang bangkit sebagai imam, bruder dan suster. Kita juga mau berdoa bagi anak-anak dan orang muda yang terdorong untuk mengikuti panggilan hidup melayani Gereja. Kita juga diajak untuk bermurah hati, membantu biaya Pendidikan anak-anak di Seminari. Dalam diri mereka kita dapat melihat suasana dan kuasa kebangkitan Kristus masih nampak dalam kegiatan iman kita. Mari kita isi masa Paskah ini dengan suasana positip dalam hidup ini. Kita pompakan kata-kata dan kalimat-kalimat positip ke dalam hidup kita. Tuhan sudah menang, kita selamat, kita sudah ditebus oleh Darah Kristus. Ibu Maria mendoakan kita, Tuhan itu Maha baik. Kita menang itu kepastian. Harapan akan menjadi kenyataan. Kita adalah bagian dari rencana Allah untuk keselamatan dunia. Bersama Kristus kita ikut bangkit, AMIN.

Rm Hans Wijaya

* Bargh Hallway Theory dalam Malcom Gladwel

Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also
Close
Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close