LINTAS KOMISIPUSAT PASTORAL
Trending

KESEMARAKAN MINGGU PANGGILAN DI GEREJA TENGAH PERUMAHAN

Semarak! kata ini tepat menggambarkan misa Minggu Panggilan (8/5) di Gereja St. Petrus Denpasar, sebuah gereja yang terletak di tengah perumahan warga tepatnya Perumnas Monang-Maning Denpasar.

Gereja dipenuhi oleh anak-anak, termasuk Sekami, remaja dan OMK paroki itu, termasuk di balkon gereja. Sementara umat lainnya, sudah mengikuti misa pada perayaan Sabtu sore. Adapun sebagian umat dewasa yang mengikuti misa bersama anak-anak, remaja dan OMK di hari Minggu panggilan, menempati tempat duduk di luar samping kiri gereja.

Pastor Paroki St. Petrus Denpsar RD. Yohanes Martanto

Tidak tanggung-tanggung, ada tiga kelompok koor yang ikut memeriahkan Misa Minggu Panggilan ini, yakni Koor Sekami, Koor OMK dan Koor Lingkungan St. Petrus Denpasar, dengan satu dirigen Tarsi Keraf.

Petugas liturgi seperti Lektor dan Pemazur adalah para biarawati yang mengikuti Weekend panggilan di paroki itu. Para biarawati ini termasuk dua bruder yang ambil bagian dalam kegiatan itu juga ikut gabung dalam koor bersama Lingkungan St. Petrus.

Menyambut Minggu Panggilan tahun 2022 di paroki ini memang dikemas secara berbeda dari biasanya. Kegiatan itu dilabeli weekend panggilan. Tujuan utama kegiatan itu adalah promosi panggilan kepada anak-anak, remaja dan orang muda agar mereka yang merasa terpanggil mengikuti panggilan khusus termotivasi untuk mau menjadi imam, biarawan/biarawati.

Lima orang suster dari kongregasi berbeda: Sr. M. Chriscentiana, OSF, Sr. Imeldine, SJMJ, Sr. Ma. Anastasia Pona, SMI, Sr. Eufrasia, CB dan Sr. Maria Katharina, RVM (Sekretaris Komisi Panggilan dan Seminari Keuskupan Denpasar), diundang dan hadir mempromosikan panggilan.

Hadir juga dua Bruder dari Ordo Karmel (O.Carm) yaitu Br. Ignatius Yusup Susanto, O.Carm dan Br. Sebastianus Dicky Susetya, O.Carm. Lalu tiga Imam Projo Keuskupan Denpasar, masing-masing Pastor Paroki dan Pastor Rekan Paroki St. Petrus Denpasar RD. Yohanes Martanto dan RD. Iwan Karwayu, serta RD. Patrisius Woda (Ketua Komisi Panggilan dan Seminari Keuskupan Denpasar).

Selama semalam para promotor panggilan tersebut melakukan live in di rumah umat di lingkungan-lingkungan dan beraktivitas bersama umat yaitu berdoa dan sharing bersama di masing-masing Lingkungan.

Misa Minggu Panggilan di paroki itu dipimpin Ketua Komisi Panggilan dan Seminari RD. Patrisius Woda, didampingi Pastor Paroki dan Pastor Rekan St. Petrus Denpasar. Dalam kesempatan ini, Romo Woda selaku Selebran Utama, tidak lama berhomili, tetapi diganti dengan dialog berupa tanya jawab terkait hidup panggilan dengan para promotor panggilan lainnya.

Selain mereka ada juga perwakilan keluarga yaitu keluarga F.X. Sunaryo. Putra dari keluarga ini, yaitu RP. Hary, SJ (kini bertugas di Nabire Papua) merupakan imam pertama dari paroki tersebut.

Dalam homili singkatnya, Romo Woda mengatakan, ibarat magnet yang memiliki daya tarik menarik, demikian pula Tuhan menarik semua orang, dipanggil untuk mengikuti Yesus.

Tuhan juga menarik mereka yang terpikat terhadap panggilan khusus menjadi imam, biarawan-biarawati. “Seperti magnet yang menarik supaya dekat kepadaNya, juga ada orang-orang khusus yang ditarik untuk panggilan khusus bekerja menjadi pelayanNya. Tuhan itu punya cara indah untuk menarik adik-adik semua dalam panggilan khusus,” katanya.

Selanjutnya Romo Woda memanggil para imam, bruder dan suster serta keluarga F.X. Sunaryo, maju dan bediri berjejer di depan altar berhadapan dengan ratusan anak-anak, remaja dan orang muda yang hadir dalam misa itu.

Sebelum berdialog dengan mereka, Rm. Woda, lebih dulu menyapa anak-anak dengan pertanyaan, “Apakah kalian senang mengikuti kegiatan ini?” Dengan lantang mereka menjawab senang, diikuti sapaan atau pertanyaan ringan kepada anak-anak dan kaum muda itu.

Lalu dilanjutkan tanya jawab dengan para promotor panggilan. Pertanyaan Romo Woda pertama ditujukan kepada Rm. Martanto selaku Pastor Paroki. Rm Martanto diminta menyebutkan jumlah dan nama-nama kongregasi religius di Indonesia termasuk yang ada di Keuskupan Denpasar.

Selanjutkan pertanyaan ditujukan masing-masing kepada para suster, bruder maupun Pastor Rekan St. Petrus Rm. Iwan dan terakhir kepada Keluarga F.X. Sunaryo.

Kepada para promotor panggilan itu ditanyakan antara lain bagaimana cara Tuhan memanggil dan bagaimana menanggapi panggilan Tuhan itu. Juga suka duka menjalani panggilan khusus, lalu bagaimana merawat dan menghayati janji atau kaul panggilannya masing-masing seperti hidup sederhana, kemurnian dan ketaatan.

Tidak ketinggalan juga ditanyakan tantangan-tantangan yang pernah dihadapi dalam menjalani panggilan khusus, termasuk pengalaman menarik menjalani pendidikan di Seminari, khususnya kepada imam.

Para promotor panggilan ini menjawab dengan jelas berdasarkan pengalaman masing-masing, dan secara keseluruhan dapat tarik kesimpulan bahwa mereka sungguh menjalani hidup panggilannya dengan penuh sukacita dan bahagia, sebab dengan panggilan khusus itu mereka memiliki banyak saudara dan keluarga serta senantiasa dekat dengan Tuhan.

Kepada keluarga F.X. Sunaryo, juga ditanyatakan tentang harapan sebagai umat akan panggilan khusus. Pak Naryo, demikian F.X. Sunaryo biasa disapa, menceritakan sekilas tentang panggilan putranya menjadi imam. Menurut Pak Naryo, pilihan menjadi imam itu bukan atas keinginan orang tua tetapi karena kemauan dari anak sendiri dan orang tua justru memotivasinya terus menerus sehingga dia benar-benar dipilih oleh Tuhan.

Pak Narya juga berharap bahwa dari parokinya ada lagi yang terpanggil, baik menjadi imam, suster atau beruder. Lantas Pak Naryo berpesan kepada mereka yang dipanggil khusus agar dalam pelayanan kepada umat hendaknya menjadi Gembala yang Baik.

“Seperti dalam bacaan Injil hari ini, Gembala yang baik adalah yang mengenal domba-dombaNya dengan baik pula,” ungkapnya.

Mengakhiri tanya jawab itu, Romo Woda lantas berpesan, “Untuk orang tua, relakan anak-anak yang mau jadi imam, bruder atau suster, sebab ada anak yang mau, tetapi justru orang tua yang tidak rela dengan berbagai alasan. Biarkan anak-anak menentukan pilihannya secara bebas.”

Acara tidak berhenti sampai selesai misa saja. Sebab usai misa, masih dilanjutkan dengan animasi panggilan yang diikuti anak-anak, remaja dan orang muda. Dimulai dengan animasi umum berupa lagu dan gerak dalam gereja yang dipandu oleh para promotor panggilan dan para pendamping Sekami dan Kaum Muda setempat.

Kemudian peserta animasi dibagi tiga kelompok besar berdasarkan usia. Para promotor panggilan dibantu oleh panitia membagi diri di tiga kelompok itu. Acara-acara menarik disuguhkan di setiap kelompok dan para peserta dengan panuh semangat dan antusias mengikutinya.

Pastor Paroki St. Petrus, RD. Yohanes Martanto, mengatakan rasa syukur kepada Tuhan karena acara dua hari yang mengangkat tema sesuai Hari Panggilan Sedunia “Dipanggilan Menjadi Sahabat Seperjalanan” itu berjalan lancar, menarik dan penuh antusias.

Romo Martanto merasa bangga bahwa kegiatan ini disambut antusias oleh anak-anak, remaja dan orang muda, juga seluruh umat. Oleh karena itu, Romo Martanto juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada imam, bruder dan suster yang hadir mempromosikan panggilan di paroki itu. Juga kepada para panitia, DPP dan seluruh umat yang telah mendukung acara ini dengan caranya masing-masing.

Semuanya berakhir dengan penuh sukacita dan pengalaman yang indah. Berharap dari ratusan anak-anak, remaja dan orang muda di paroki itu ada yang “ditangkap” Tuhan dan terpanggil mengikuti jejak para imam, bruder dan suster untuk mau mengabdikan diri berkarya di Ladang AnggurNya. ***

Penulis
Hironimus Adil
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!