HIDUP MENJADI CERITA
Trending

KABAR SUKACINTA

Sebelum menulis lebih jauh, para pembaca nan Budiman website keuskupan Denpasar, saya pribadi mohon maaf, tentu saja, karena mungkin agak telat mengirimkan berita perihal sukacita yang boleh kami alami pada pekan suci, khususnya Tri Hari suci yang boleh kami rayakan di tempat kecil ujung pulau Lombok.

Sengaja ku pilih judul dengan judul buku Pak Jokpin, mohon maaf dan terimakasih sebelumnya.
Tulisan ini secara garis besar ku maksudkan untuk tokoh imam gembala kami, tak perlu ku sebut dan tuliskan nama beliau. Tapi teladan dan karya beliau memang mengena di hati, tahan banting dengan situasi yang ada saat ini, yang lain bukan berarti tidak seperti itu, semua tentu saja dengan keistimewaannya.

Opa sudah tiba di Gereja kami sejak hari Rabu, tanggal 4 April di Lingkungan kami, kompleks Gereja kami kebetulan berada di kesatrian kompi Bantuan TNI AD. Nama pelindung Gereja ini adalah Santu Mikael, pas lengkap, pemimpin bala tantara surgawi yang setiap akhir missa boleh kita doakan doa malaikat agung yang begitu bermanfaat ini yang merupakan buah penglihatan Paus Leo XIII.

Rabu sore Romo opa sudah menerimakan sakramen pengakuan dosa kepada umat. Uumat kami dalam satu lingkungan kurang lebih berjumlah 80 orang, sudah termasuk anak-anak. Beliau akan mendengarkan dan menasehati sebelum memberikan penitensi.

Oh ya, tak cukup di hari Rabu, saat itu opa masih mengharap bagi umat yang belum menerima sakramen pengakuan dosa, beliau masih menerima sebelum misa kamis putih dilaksanakan. Saya kira bagian ini adalah kata yang harus digaris bawahi oleh kita sekalian..

percayalah..para imam menunggu kita datang untuk mengakukan dosa agar selalu layak menyambut dan menerima rahmat Tuhan, hanya kita saja yang sering menunda waktu kesana. Dan benar, pada hari kamis, masih banyak umat yang datang mengakukan dosa, perkara waktu misa yang bergeser sedikit, tidak jadi soal.

KAMIS PUTIH-MENCARI DAN MENYELAMATKAN

Ada satu hal yang istimewa, beliau akan selalu menyambut umat yang datang di muka gereja, lebih mirip teras gereja, akan menanya apabila ada umat baru, karena memang rumah umat di lingkungan kami tersebar dan berjarak mencapai 45km dari gereja.

Opa bisa maklum kalau-kalau ada yang agak terlambat datang, semoga keistimewaan kami di rasakan juga oleh para saudara-saudari.

Satu kisah hari itu opa datang mengunjungi si Anu, yang sudah lama tak datang ke Gereja di lingkungan kami, sudah berkeluarga dan kebetulan keluarga kecil ini memerlukan perhatian untuk iman Katoliknya…puji Tuhan, si Anu sekeluarga kembali lagi merayakan misa kudus.

Missa kamis putih mulai berjalan pukul 18.30 WITA. Misa sakral, karena opa mengikrarkan kaul-janji imamatnya sambil menghadap altar Tuhan, ah begitu sukacita dan sukacinta. Tiga tahun yang lalu opa Genap 40 tahun imamat, sebelumnya di Sakristi opa berbisik padaku “Jon, ini kau ganti piala itu dengan piala ini, ku perhatikan piala pengganti tersebut bertuliskan nama Opa di sisi bawahnya…”

Ahh..rasanya hari-hari tugas dan karya beliau makin menyatakan bahwa Opa adalah imam yang betul-betul sesuai dengan kehendak Kristus, sebelumnya tentu saja kami mengenangkan peristiwa pembasuhan kaki para murid.

Seorang pemimpin adalah seyogyanya seorang hamba, dan tak lama kemudian pada persiapan ekaristi, lama ku bermenung ketika Doa Syukur Agung pada hari istimewa ini. Ada kata yang kuat yang ku resapi, tidak sekedar MELIHAT TUBUH-DARAH, tapi juga mau fokus pada kata DIKURBANKAN dan DITUMPAHKAN, aduh Opa menyanyikan lagu doa syukur agung ini begitu terbata-bata, seketika aku ingat kata ibuku, antara sedih dan terharu hampir tidak ada bedanya, orang yang sedang bahagia pun toh bisa menangis juga kan?

UPACARA JUMAT AGUNG DAN DOA BAPA KAMI

Kalau merasakan misa di tempat kami, istimewanya pada hari yang Agung ini, tentunya mendapatkan pengalaman keheningan. Memang Gerejanya ada di bawah lembah Gunung Rinjani, ada perbukitan di belakang gereja yang kebtulan masih satu komplek dengan wilayah Kompi Bantuan TNI AD Pringgabaya, sehingga menciptakan suasana teduh.

Melihat opa hari ini tersenyum biasa saja, nampaknya benar-benar menyepi, seperti rekan hindhu dharma di Bali-Lombok yang baru saja merayakan hari raya itu.

Ibadat dimulai persis pukul 3 sore setelah sebelumnya kami melaksanakan ibadah jalan salib, passio berdasarkan Injil Yohanes di bawakan oleh para saudara TNI AD dengan sangat baik, entah kapan mereka latihan, (karena satuhuku mereka persiapan penugasan daerah perbatasan Timor leste sana), sampai dalam homilinya Opa menyatakan kepada kami dengan nada retoris, “dari passio ini, adakah yang telah sampai ke dalam lubuk hatimu?

Seturut pertanyaan Opa, dalam lubuk hatiku, aku mengenang sang Bunda yang berdukacita yang menyimpan semua perkara dalam hati sambil berkata, aku ini hamba Tuhan…

Lain dari itu, sejujurnya para pembaca web keuskupan Denpasar nan budiman, sangat ku yakini, bahwa pada hari Jumat Agung, doa bapa kami yang kita ucapkan adalah sangat istimewa, luar biasa serta langsung terkabul segala jenis harapan sebab tangan sang Kristus yang mengajarkan doa ini sedang tergantung di kayu salib dan menghadap sedikit ke atas karena beban tubuh berat dan ditopang paku, tangan yang menghadap Allah Bapa.

EXSULTET YANG ISTIMEWA

Sekarang sudah hari sabtu suci, pastilah kita menantikan upacara malam paskah, nah ini yang menarik, tiba-tiba Gereja menjadi agak penuh lebih dari biasanya. Misa vigili dimulai jam 7 malam, suasana gelap namun hening, puji Tuhan tidak turun hujan sehingga upacara lilin paskah dilaksanakan dengan khidmat.

Cahaya Kristus…Syukur kepada Allah…dari satu lilin utama, yakni lilin paskah menjadi ratusan lilin yang mulai bernyala, dan sama seperti Doa Bapa Kami yang istimewa pada hari Jumat Agung, maka madah paskah adalah salah satu lagu yang paling ku sukai, aduhai, sang solis menyanyikan nya dengan begitu indah, umat menyambung dengan sangat meriah : bersoraklah, nyanyikan lagu gembira.. lantang dan tegas.

Pada saat homili Opa mengingatkan sabda Tuhan yang ditulis Rasul Paulus, Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah iman kita, bangkit berarti sebuah wujud hidup baru, menjadi manusia baru.

HARI RAYA PASKAH

Kalau di depan ada Doa Bapa Kami, kemudian Exsultet dan Minggu pagi ini, aku senang sekali mendengarkan Sekuensia, di nyanyikan bahasa latin oleh (kebetulan) saudariku Maria, bahasa resmi Gereja, yang kemudian di jelaskan opa dalam homili.

Kali ini Tak dapat ku gambarkan, namun akan selalu menjadi sukacita di lingkungan kami (seturut pesan Almarhum Pater Thomas Tehpo, SVD, gereja ini tak boleh sepi pada hari raya), maka ketika hari raya, umat tak akan langsung pulang ke rumah masing-masing usai misa.

Kami pesta di Gereja, makan siang bersama, ibu ibu sudah menyiapkan ala kadarnya.Opa memberkati rejeki yang boleh kami santap, semua boleh berbahagia, boleh juga ada sedikit tari Jai di halaman samping gereja. Puji Tuhan, what a wonderful Easter…selamat paskah para saudara saudariku.

Ditulis setelah minggu kerahiman Illahi 2023, pace e bene ?

Penulis
Wastuwijaya

Editor: Hiro/KomsosKD

Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close