Well, baik, Bulan Juni segera berlalu, Oke, kenangan (mungkin) berlalu, tapi akhir bulan Juni ini setelah aku sedikit merenung di tengah-tengah kesibukan kantor dan rumah, tentu saja beberapa hal bolehlah ku tuliskan di sini, dan di sinilah Kembali aku mendapatkan beberapa hal keutamaan dari Opa Romo, ya.. dalam usia senja, beliau tetap saja menginspirasi..
Perkara yang ku tuliskan ini sidang pembaca website Keuskupan Denpasar yang Budiman, adalah rangkaian 3 hari yang luar biasa di akhir bulan Juni yang boleh kita kenangkan, boleh di anamneses dan merupakan peringatan wajib Santo Yohanes Pembaptis, Hari raya Hati Yesus yang Mahakudus, dan peringatan wajib Hati Tak Bernoda Santa Perawan Maria yang boleh kami rayakan secara sederhana sekali di Pasturan Praya bersama Opa dan sedikit umat namun imannya bolehlah di sanjung Romo Deken, Iman Katulik garis keras..hehe..
Hati Yesus yang mahakudus yang selalu menerima kita!
Sebagai warga di paroki yang tersebar luas di 2 kabupaten ini, sudah ter-sebarkan jumlahnya juga tidak begitu banyak, adalah suatu kebutuhan untuk dapat diterima di masyarakat, kebetulan karena mayoritas umat adalah pendatang yang berkarya, bukan penduduk asli yang sudah sekian lama menempati daerah seperti di Palasari atau Donggo sana..
Puji Tuhan waktu Pater Direktur Puspas datang dalam rangka sinode para uskup sedunia, bolehlah dikatakan bahwa umat kami diterima dengan baik, bahkan diakui ke ada-annya di Kabupaten ini, dari yang tenaga pendidik, pedagang, buruh, sampai dengan penjaga Gunung ada, lengkap, dulu Kapolres juga ada, Kepala Kejaksaan juga ada (meskipun para pejabat ini sudah pindah).
Dalam permenunganku, “di terima” membuat kita menampilkan ke unikan diri pribadi dalam tugas dan karya, menerima seseorang dapat ku artikan menerima segala kekurangan dan cacad yang ada padanya, nah inilah dia, Opa secara tersirat dalam homili mengatakan bahwa “kabar baiknya Hati kudus Yesus selalu menerima kita!!!”
Bukankah telah sering kita dengar bahwa sangat penting kita mencintai Hati KudusNya, itu memang benar! Tapi mari kita yakini bahwa yang utama bahwa Ia lebih dahulu menerima sekaligus mencintai kita!
Kalau sudah di terima dan di cintai, Quo Vadis? Teladan Bentara di Padang Gurun dan Teladan Sang Bunda Gereja!
Maka.. jika sudah di terima olehNya, marilah kita beriman, iman sendiri adalah keberanian kita menerima kenyataan bahwa kita di terima oleh Allah, Iman membutuhkan keberanian, inilah yang sering tidak ada pada kita…
1. Bila sesuatu yang mungkin mengecewakan terjadi pada kita, kita cenderung mengeluh, Bagaimana mungkin Tuhan membiarkan hal ini terjadi padaku?
Dalam satu bincang sore, Opa pernah sharing dan sejujurnya kaget sewaktu mendapat surat keputusan monsinyur bertugas di tempat kami, bagaimana mungkin? Namun teladan sang Bunda Gereja.. Ia Menyimpan perkara itu dalam hatinya dan teguh siap sedia melaksanakan perutusan adalah gambaran keberanian Opa untuk menjawab Quo Vadis!!!
Bagaimanapun keadaan saya, saya disini untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan, ada pekerjaan besar yang telah di damba umat, sebuah rumah doa ! bagaimana dengan kita?
2. Cinta Allah yang tidak terbatas.. ini tak dapat kita mengerti? Siapa sangka Ibu Elisabeth akan mengadung di usia Tua? Padahal sudah Mandul? Namun Elisabeth tidak takut untuk terjun dalam rencana cinta Allah yang pada akhirnya berbuah Indah!
Kata Bunda Gereja dengan berani waktu Malaikat Agung Gabriel datang kepadanya “Ecce Ancilla Domini, Fiat Mihi Secundum Verbum Tuum”
Nah, demikianlah sedikit catatan singkat semangat Katulik Bersama Opa Romo akhir bulan Juni ini, tidak banyak, lamunanku Kembali ke Sang Bentara Kerajaan Sorga dulu, dalam tugas perutusannya, dalam kesulitan yang harus di hadapi, dalam kemartirannya, semuanya dalam satu kata “ Ia Diterima – Ia Berani!” dan kata-katanya kita kenangkan dalam setiap missa kudus, “Lihatlah Anak Domba Allah-Penebuh Dunia” dan kesederhanaannya kita teladani… sungguh bangga aku pribadi bahwa ia adalah Nama Santu Pelindung ku dan sekaligus pelindung Paroki kami tercinta!
Akhirnya…Aku sukacita melihat wajah Opa, masih semangat, selalu semangat, Ia Berani menanggapi rencana Allah!
Deus Incrementum Dedit! ***

Wastuwijaya
Editor: Hiro/KomsosKD