HIDUP MENJADI CERITA
Trending

DELAPAN HARI BERSAMA PARA KUDUS; NOVENA MOHON INDULGENSI

“Persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja yang abadi, diteguhkan karena saling berbagi harta rohani” (LG 49; KGK 955)

Setiap 1 November, Gereja Katolik merayakan hari Para Orang Kudus. Perayaan ini istimewa karena ada pada tingkatan Hari Raya.

Keistimewaan perayaannya juga ditunjukkan dengan jumlah hari perayaannya yang setara dengan jumlah hari Natal dan Paskah, meskipun Paskah memiliki hitungan yang paling panjang.

Natal dan Paskah dirayakan dalam delapan hari, yang dikenal dengan Oktaf Natal atau Paskah. Oktaf bermakna delapan hari.

Selama delapan hari, Hari Raya Natal dan Hari Raya Paskah dirayakan. Istilah Natal hari Kedua tidak lalu selesai. Ada Natal hari ketiga dan seterus, sampai hari kedelapan, yang penutupnya sekaligus adalah Hari Raya Maria Bunda Allah.

Hari Raya Paskah juga dirayakan dalam delapan hari, yang juga dikenal dengan Hari Minggu Putih. Tradisi merayakan Hari Raya khusus selama delapan hari atau dalam Oktaf, mungkin tidak banyak lagi dikenal umat. Jangankan Hari Raya Semua orang Kudus, Hari Raya Paskah sebagai hari raya terbesarpun kadang luput dari pemahamannya.

Hari Raya Semua orang Kudus 1 November, juga memiliki delapan hari perayaan atau oktaf. Perayaannya dimulai sejak ibadat sore I (pertama) sesuai liturgi Ibadat Harian atau Brevir. Itu berarti perayaan Semua Orang Kudus sudah dibuka pada sore hari sebelum tanggal 1 November.

Maka 31 Oktober malam, juga disebut Malam Perayaan Orang Kudus, atau dikenal dengan All Hallows’ eve, yang justru lebih terkenal dengan sebutan Halloween. Halloween sendiri berarti “all hallows’ evening” “all hallows’ eve”, “all saints’ eve” atau Malam para Kudus.

Para kudus, para suci kerap ditandai dengan lingkaran cahaya, hallow di bagian kepala. Tradisi Samhain/pagan memberi arti lain pada malam menjelang perayaan semua orang kudus tersebut dan menjadi lebih populer dengan permainan hantu yang nakal, sebagai lawan dari orang kudus yang suci.

Perayaan oktaf Semua Orang Kudus, mendapat tempat istimewa terutama untuk indulgensi. Dengan dekrit Penitentiaria yang berlaku setiap tahun, maka olah saleh khusus sepanjang tanggal 1-8 November akan menyumbangkan kekayaan rohani bagi indulgensi penuh. Hal ini selalu dicatat dalam kalender liturgi Gereja Katolik sebagai pengingat bahwa lumbung rohani Gereja harus selalu diisi.

Delapan hari bersama Semua Orang Kudus (Ecclesia Triumphant), bagi Gereja yang sedang berziarah di bumi (Ecclesia Militant) menjadi kesempatan juga untuk berkumpul secara rohani dengan Gereja yang Menderita di Purgatorium (Ecclesia Poenitent atau Ecclesia Dolens atau Ecclesia Expectans).

Persatuan ketiga komunitas Gereja ini, merupakan kesempatan yang sangat baik, di mana setiap anggota Gereja saling mendukung, saling membantu, saling mendoakan di hadapan Allah.

Perayaan Semua Orang Kudus ini tentu menghangatkan harapan untuk hidup dalam Terang Abadi bersama Allah, bukan hanya bagi Gereja yang sedang berziarah di bumi, tetapi juga bagi anggota Gereja Menderita di Purgatorium atau Api Penyucian.

Entah karena pengaruh pemahaman tentang indulgensi atau faktor lain, perayaan delapan hari bersama para kudus itu, tidak terkenal atau tenggelam di balik perayaan lain yang nampak lebih menggembirakan.

Tanpa merendahkan para kudus yang mendapat tempat khusus di hati umat beriman seperti Bunda Maria di bulan Oktober, permohonan dan sumbangan bagi indulgensi tetap memerlukan para relawan yang siap untuk mengisi lumbung rahmat ilahi, untuk bisa digunakan oleh orang lain.

Banyak orang menerima anugerah dari bantuan yang tidak populer tetapi sangat penting ini. Bahwa ada orang lain yang mendoakan mereka di hadapan Allah tanpa mereka ketahui.

Merayakan delapan hari bersama Semua Orang Kudus ini, di gereja Santo Yoseph Denpasar, telah diadakan Adorasi Sakramen Mahakudus selama sembilan (9) malam. Sembilan malam ini dimulai sesudah Ibadat Sore I Hari Raya Semua Orang Kudus pada 31 Oktober sampai dengan malam sesudah Ibadat Sore tanggal 8 November, saat Oktaf Perayaan Semua Orang Kudus ditutup.

Mengambil bentuk Adorasi Sakramen Mahakudus yang dipimpin oleh RP. Laurensius I Ketut Supriyanto, SVD, kegiatan rohani ini dilangsungkan setiap hari selama Oktaf Hari Raya Semua Orang Kudus pada jam 20.00-21.00. Adorasi ini diikuti oleh umat beriman yang merasa terpanggil.

Beberapa umat dari berbagai paroki berdekatan, hingga Nusa Dua, FX – Kuta dan Pecatu, umat dari Komunitas Kerasulan Kerahiman Ilahi dan SOVERDIA. Mereka telah berusaha tekun dan setia selama Novena ini, yang diintensikan untuk memohon kerahiman Ilahi bagi jiwa-jiwa di Purgatorium.

Semangat rohani ini didukung oleh janji Gereja bahwa mereka yang melaksanakan doa khsusus bagi jiwa-jiwa pada tanggal 1-8 November akan menyumbangkan indulgensi penuh, sedangkan jika dilakukan di hari lain, mereka akan menyumbangkan indulgensi sebagian.

Tentang indulgensi, Katekismus Gereja Katolik (KGK) memberi pengajaran demikian: KGK, 1471: “Indulgensi adalah (1) penghapusan siksa-siksa temporal di depan Allah untuk (2) dosa-dosa yang sudah diampuni. (3) Warga beriman Kristen (4) yang benar-benar siap menerimanya, di bawah persyaratan yang ditetapkan dengan jelas, memperolehnya dengan (5) bantuan Gereja, yang sebagai pelayan penebusan membagi-bagikan dan memperuntukkan kekayaan pemulihan Kristus dan para kudus secara otoritatif”. “Ada indulgensi (6) sebagian atau seluruhnya, bergantung dari apakah ia membebaskan dari siksa dosa temporal itu untuk sebagian atau seluruhnya.” Indulgensi dapat diperuntukkan (7) bagi orang hidup dan orang mati. (Paulus VI, Konst. Ap. “Indulgentiarum doctrina” normae 1-3).

KHK 992: “Indulgensi adalah penghapusan di hadapan Allah hukuman-hukuman sementara untuk dosa-dosa yang kesalahannya sudah dilebur, yang diperoleh oleh orang beriman kristiani yang berdisposisi baik serta memenuhi persyaratan tertentu yang digariskan dan dirumuskan, diperoleh dengan pertolongan Gereja yang sebagai pelayan keselamatan, secara otoritatif membebaskan dan menerapkan harta pemulihan Kristus dan para Kudus.”

Maka, melalui dekrit Penitensiari, harta kekayaan dari sumbangan umat beriman, akan memberi arti bagi saudara-saudari di Gereja yang Menderita atau Purgatorium.

Harta kekayaan rohani Gereja, bagaikan lumbung rohani yang bisa disumbangkan bagi anggota Gereja di bagian yang lain. Mengisi kekayaan dalam lumbung rohani, menabung secara rohani, mungkin serupa dengan apa yang terjadi dalam hal yang bukan rohani. Bahwa banyak orang lebih suka mengambil, lebih suka men-download daripada berusaha untuk meng-upload, menabung dan berbagi.

Saling berbagi harta rohani ini diteguhkan dalam LG 49 yang juga diajarkan melalui Katekismus Gereja Katolik (KGK) 955 “Persatuan mereka yang sedang dalam perjalanan dengan para saudara yang sudah beristirahat dalam damai Kristus, sama sekali tidak terputus. Bahkan menurut iman Gereja yang abadi diteguhkan karena saling berbagi harta rohani” (LG 49).“

Persekutuan ketiga anggota Gereja digambarkan dalam KGK. 974 “Karena semua kaum beriman membentuk satu Tubuh saja, maka harta milik dari yang satu disampaikan kepada yang lain… Dengan demikian orang harus percaya… bahwa di dalam Gereja ada pemilikan bersama… Yang paling utama dari semua anggota Gereja adalah Kristus, karena Ia adalah Kepala… Jadi milik Kristus dibagi-bagikan kepada semua anggota, dan pembagian ini terjadi oleh Sakramen-Sakramen Gereja” (Tomas Aqu., symb. 10). “Kesatuan Roh, yang olehnya [Gereja] dibimbing, mengakibatkan bahwa apa yang telah ia terima, menjadi milik bersama semua orang”.

Panggilan untuk menjadi Kudus, tetap bergema di hati setiap Pengikut Kristus sebagaimana Dia mengundang “Hendaklah kamu sempurna, seperti Bapamu di Surga sempurna adanya.” (Mat 5:48).

Merayakan Hari Raya Semua Orang Kudus selama delapan hari, dengan sendirinya memberikan gambaran bahwa setiap Pengikut Kristus dipanggil kepada kekudusan, juga ketika sedang ada dalam Gereja Berziarah di bumi.

Perayaan ini meyakinkan umat beriman bahwa setiap pribadinya, tetap menjadi domba kesayangan Allah yang akan dikumpulkan kembali dalam Gereja Mulia di Surga sesudah melalui Gereja Berziarah dan sejenak melalui Gereja Menderita di Purgatorium untuk disucikan, dikuduskan dan menjadi suci seperti Semua Orang Kudus yang telah memandang Allah dalam keabadian.***

Penulis: Laurensius I Ketut Supriyanto, SVD

Editor: Hiro/KomsosKD

Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close