Dari Pra Sinode Dekenat Bali Timur; Penting Perhatikan Konteks, Sinergi dan Fokus
Pra Sinode V Dekenat Bali Timur, berlanjut pada Sabtu (19/8). Sidang hari kedua ini dimulai dengan doa dan langsung memasuki sesi diskusi kelompok. Peserta sudah dibagi sehari sebelumnya menjadi 10 kelompok.
Masing-masing kelompok mendiskusikan penentuan masalah pokok dari evaluasi Sinode IV sesuai tema tahun 2018-2022 dan masukan berupa harapan dan cita-cita menuju Sinode V.
Pembagiannya, kelompok 1 dan 6 mendiskusikan evaluasi tahun 2018 ‘Kepemimpinan Pastoral’ dan masukan untuk Sinode V khususnya untuk subtema ‘Bangkit dan Bergerak Bersama’. Kelompok 2 dan 7 untuk evaluasi tema tahun 2019 ‘Formasi Iman yang Tangguh’ dan subtema Sinode V ‘Gereja Sinodal.’
Kemudian kelompok 3 dan 8 mendiskusikan evaluasi tema tahun 2020 ‘Gereja Mandiri’ dan subtema Sinode V ‘Persekutuan’, kelompok 4 dan 9 mendiskusikan evaluasi tema tahun 2021 ‘Gereja Bersaksi’ dan subtema Sinode V ‘Partisipasi’ dan kelompok 5 dab 10, mendiskusi evaluasi tahu 2022 ‘Gereja dalam Perutusan Kontekstual’ dan subtea Sinode V ‘Misi’.
Namun, sebelum peserta memasuki diskusi kelompok, Tim SC terlebih dahulu menyampaikan beberapa arahan untuk diperhatikan.
Kesempatan pertama disampaikan Ketua SC sekaligus Deken Bali Timur RD. Evensius Dewantoro. Romo Venus mengingatkan pentingnya berjalan bersama dalam ungkapan yang indah “Kalau anda mau berjalan cepat, silahkan berjalan sendiri. Tetapi kalau anda mau berjalan jauh, silahkan berjalan bersama-sama.”
Dengan ungkapan itu, Rm. Venus mau menegaskan bahwa dalam menentukan masalah pokok maupuan harapan dan cita-cita Sinode V, harus melihat dan mengutamakan kepentingan bersama sebagai satu Gereja Dekenat Bali Timur (Keuskupan Denpasar) bukan mementingkan ego masing-masing.
Selanjutnya diarahkan untuk melihat konteks yang ada. Menurut Romo Venus, konteks yang kuat di DBT saat ini antara lain politik dan orang muda (sorotan dalam IYD 2023) tentang militansi iman OMK.
Konteks lainnya adalah mengenai Migrasi, Teknologi Informasi (terjadi pergeseran sosial dan kemanusiaan), lingkungan hidup, peningkatan kapasitas dan komunitas serta budaya.
Konteks-konteks tersebut, diharapkan untuk mendapat perhatian serius dan ini bukan mengada-ada tetapi dari hasil rekapan hasil Pra Sinode Paroki/stasi persoalan-persoalan tersebut cukup kuat disuarakan umat.
Sementara itu, RD. Herman Yoseph Babey, sebagai Tim SC sekaligus Ketua Umum Sinode V mengingatkan pentingnya membangun sinergi di kelompok, karena hasilnya sangat menentukan rekomendasi dari dekenat untuk Sinode Keuskupan.
Menurut Romo Babey, para peserta adalah para pemimpin pastoral dan orang-orang pilihan dari masing-masing paroki dan stasi.
“Dalam diskusi kelompok kita harus mencermati dengan baik apa yang sudah disuarakan umat sebagai narasumber utama Sinode V. Pergumulan kita dalam diskusi kelompok menjadi bagian dari kecintaan kita pada Keuskupan Denpasar,” ungkap Rm. Babey.
Tim SC lainnya yang juga Ketua Tim Perumus Sinode V RD. Martinus Emanuel Ano, meminta peserta untuk benar-benar fokus melihat masalah secara jeli terutama yang berdampak luas bagi umat dan kehidupan menggereja, alasan juga harus jelas, demikian pula tantangan dan peluang harus benar-benar dipahami. Usul saran juga harus tepat dan terukur sesuai konteks masalah.
Romo Eman menegaskan pula untuk juga lebih fokus pada tema Sinode V. “Jangan menghabiskan diskusi pada evaluasi, lalu masukan Sinode V kita memberi porsi yang sedikit saja,” ingatnya.
Di sisi lain, Romo Eman juga mengingatkan Kembali apa yang ditegaskan oleh Romo Venus selaku Ketua SC bahwa Sinode V ini adalah perjalanan jauh. Romo Eman mengatakan Sinode ibarat sebuah bus yang akan melakukan perjalanan jauh, maka dibutuhkan kerjasama dan sinergi dari seluruh pihak.
Dikatakan, Sinode itu ibarat sebuah bus yang akan membawa penumpang (seluruh umat) berjalan jauh bersama-sama. Panitia pengarah atau SC adalah sopirnya, Tim Perumus adalah Kernet, lalu Manajer Transportasi adalah Ketua Umum Sinode V, sedangkan pemiliknya adalah Allah Tritunggal Mahakudus yang ada dalam diri Bapak Uskup.
“Semua unsur ini sangat menentukan berhasilnya bus berjalan jauh dan mencapai tujuan. Maka, penting kerjasama dan saling sinergi,” katanya.
Hasil Pra Sinode DBT
Selepas pengarahan Tim SC, seluruh peserta masuk dalam diskusi kelompok. Proses diskusi berlangsung sekitar dua jam. Setelah diskusi dilanjutkan dengan pleno.
Dari hasil diskusi tersebut masalah pokok dari evaluasi Sinode IV dan masukan untuk Sinode V rata-rata (umumnya) mengambil dari pemeringkatan masalah dan masukan sesuai dengan rekapan dari Tim perumus Pra Sinode Dekenat. Pemeringkatan tersebut berdasarkan banyaknya paroki/stasi mengusulkan hal yang sama, penting dan kemendesakan serta berdampak luas.
Namun, ada beberapa kelompok memberi atensi terhadap persoalan lain yang menurut kelompok itu penting dan mendesak serta berdampak luas.
Setelah pleno, Tim Perumus Pra Sinode Dekenat, lalu merekap semua hasil diskusi kelompok untuk menentukan mana yang menjadi masalah dan masukan dari Dekenat Bali Timur untuk direkomendasikan dalam Sidang Sinode V. Semua hasil diskusi kelompok dipertimbangkan dan diakomodir dengan baik oleh Tim Perumus dengan memperhatikan konteks, penting, mendesak serta dampak dari masalah maupun harapan dan cita-cita yang dihasilkan oleh kelompok diskusi.
Setelah itu, Tim Perumus kemudian membacakan Hasil Pra Sinode Dekenat Bali Timur yang dibacakan oleh salah satu Tim Perumus RD. Tony, untuk mendapatkan persetujuan seluruh peserta. Hasil rumusan dari Tim Perumus itu kemudian disepakati oleh seluruh peserta sidang sehingga hasil tersebut ditetapkan menjadi usulan DBT untuk direkomendasikan dalam Sidang Sinode V.
Setelah ditetapkan, selanjutnya Ketua Panitia sekaligus Ketua Tim Perumus Pra Sinode DBT membacakan Berita Acara Hasil Pra Sinode V Dekenat Bali Timur.
Seluruh rangkaian kegiatan Pra Sinode DBT ditutup dengan Misa Penutupan di gereja Yesus Gembala Yang Baik, Sabtu sore. Misa penutupan yang dimeriahkan oleh koor dari WKRI itu, dipimpin oleh RD. Herman Yoseph Babey selaku Selebran Utama didampingi Deken Bali Tmur dan Ketua Panitia Pra Sinode DBT RP. Laurensius Ketut Supriyanto, SVD.
Romo Babey dalam homilinya mengatakan rasa syukur karena Pra Sinode DBT telah selesai dan telah menghasilkan rumusan yang akan direkomendasikan ke Sinode V. Dikatakan Romo Babey, masalah, harapan dan cita-cita yang dihasilkan ini benar-benar menjadi suara umat di Dekenat Bali Timur melalui orang-orang pilihan terbaik yang hadir dalam kegiatan ini.
“Selamat meneruskan perjuangan baik menjadi pemimpin pastoral tertahbis maupun terbaptis di medan pelayanan masing-masing dan biarkan diri kita terus dibentuk dan dipakai oleh Allah,” pungkas Rm. Babey.
Sementara itu, sebelum berkat penutup, Ketua Panitia Pra Sinode DBT RP. Laurensius Ketut Supriyanto, SVD, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini.
Romo Ketut juga menyampaikan syukur atas suksesnya kegiatan ini. Menurut Romo Ketut, suksesnya Pra Sinode DBT, merupakan bentuk tanggung jawab seluruh peserta peserta Pra Sinode terhadap seluruh umat, baik evaluasi, harapan dan cita-cita umat.
Baik Deken Bali Timur maupun Romo Babey, juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak sehingga Pra Sinode ini berjalan lancar dan sukses. Selaku Ketua Umum Sinode v, Romo Babey, kemudian menyatakan menutup secara resmi seluruh rangkaian Pra Sinode V Dekenat Bali Timur.
Menarik bahwa dalam setia sesi persidangan Pra Sinode V, diselingi oleh beberapa kuis dan games-games yang menarik, termasuk di antaranya khahoot. Tidak hanya itu, saat Tim Perumus bersidang untuk merekap hasil diskusi kelompok, secara spontan para peserta diajak untuk berlomba menyanyikan mars Sinode V antara paroki/stasi.
Penilaian utama lomba sacara spontan itu adalah kekompakan dan penguasaan lagu. Lomba ini pun dimenangkan oleh Paroki St. Petrus Denpasar sebagai juara I, juara II dan III masing-masing diraih oleh Paroki St. Paulus Kulibul dan Paroki St. Theresia Tangeb.
Sampai Jumpa di puncak Sinode V akhir November 2023 di Nusa Dua.***
