Penerimaan Komuni bagi anak-anak Paroki Katedral Denpasar gelombang 5 dilaksanakan pada Jumat (25/9/2020) dipimpin oleh RD. Herman Yoseph Babey.
Mengawali kotbahnya Romo Babey mengajak anak-anak mengingat dan menyebutkan bunyi perintah ketiga dari sepuluh Perintah Allah. Anak-anak dengan serentak menjawab “kuduskanlah hari Tuhan”. Kemudian Romo menjelaskan bahwa makna dari perintah ini adalah cara menguduskan hari Tuhan yang tertinggi adalah dengan Merayakan Ekaristi. Senada dengan hal ini Romo Babey memberi penegasan dengan menyebutkan perintah ke dua dari lima perintah Gereja yang bunyinya Ikutilah Perayaan Ekaristi pada hari Minggu dan pada hari raya yang diwajibkan, dan janganlah melakukan pekerjaan yang dilarang pada hari itu. Perintah ini menurut Romo, pointnya adalah rayakan Ekaristi pada hari Minggu.
Romo juga mengingatkan bahwa Ekaristi hanya terjadi bila yang pimpin seorang imam.
Ia melanjutkan, dimasa pandemic Covid-19 ini Gereja merayakan Ekaristi baik secara offline maupun streaming, agar umat dapat merayakan Ekaristi dengan baik, karena tingkatan doa yang paling tinggi dalam Gereja Katolik adalah Perayaan Ekaristi. Tentang betapa tinggi nilai Perayaan Ekaristi, Romo memberikan contoh dari beberapa yang orang kudus yang menempatkan tingginya nilai Ekaristi, antara lain Santo Philipus Neri yang menganjurkan agar pergi sesering mungkin merayakan Ekaristi untuk mendapatkan karunia Allah di dunia ini maupun di Akherat nanti. Sedangkan Yohanes Maria Vianney bersaksi: Satu Perayaan Ekaristi menghadirkan kekuatan dahsyat dari Allah yang mempunyai nilai tinggi.
Romo menyimpulkan sangat rugi kalau kita meninggalkan Ekaristi pada hari minggu karena alasan malas dan ingat kepentingan diri. Ekaristi memiliki makna tinggi sebab didalamnya kita merayakan pengorbanan Yesus yang melepaskan kita dari dosa. Rasul berikutnya yang dicontohkan Romo adalah Santo Bernadus memberikan kesaksian tentang kedasyatan Ekaristi karena menurutnya dalam misa kudus kita mengalami berkat yang lebih tinggi dibandingkan seluruh tindakan sosial bahkan bagi-bagi harta bagi fakir miskin dan juga berziarah ke seluruh dunia sekalipun. Artinya kata Romo, tidak ada yang lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan merayakan Ekaristi. Ia melanjutkan karena tingginya nilai Ekaristi inilah maka banyak umat kristiani merindukan Ekaristi sekalipun ada pandemi Virus korona. Sedangkan orang yang menghayati nilai Ekaristi secara biasa-biasa saja, tidak ke gereja juga merasa biasa saja bahkan bisa menghakimi orang lain yang pergi ke Gereja. Puncak hidup iman katolik adalah saat merayakan Ekaristi. Kita boleh bangga diri dengan terlibat di berbagai Aktivitas sosial/memberi mereka yang berkekurangan dan aktif di berbagai kelompok doa tetapi kalau mengabaikan misa hari minggu kita melanggar perintah ketiga dari sepuluh perintah Allah dan perintah kedua dari lima perintah Gereja, tegasnya.
Pada kesempatan penuh rahmat ini Romo Babey memberikan pengertian kepada calon peserta Komuni Pertama: “Adik-adik Malam ini Tuhan menunjukkan cintanya yang agung kepadamu saat pengorbanan Yesus yang dirayakan dalam Ekaristi dihadirkan dalam santapan Tubuh dan darah Tuhan yang diberikan kepadamu untuk pertama kali. Pengajaran Yesus dalam Injil jelas: Akulah roti hidup yang turun dari surga. Tubuhkku benar-benar makanan, darahku benar-benar minuman. Yang makan TubuhKu akan memperoleh tiga jaminan. Yang pertama Yesus berjanji tinggal dalam hati adik-adik dan adik-adik tinggal dalam diri Yesus. Jaminan kedua Yesus akan menghantar jiwa adik-adik pada kehidupan kekal dan jaminan ketiga adik-adik akan dibangkitkan pada akhir zaman. Jadi sangat rugi kalau sesudah adik-adik menerima komuni suci, terus minggu depan tidak Gereja karena takut Covid-19. Yakinlah bahwa saat kita merayakan Ekaristi yang disantap adalah Tubuh dan Darah Tuhan. Jadi tidak perlu takut karena yang disantap adalah tubuh dan darah Tuhan yang akan melindungi adik-adik dari gempuran virus apapun”
Sedangkan kepada para orang tua, Romo berpesan dan berharap agar para orang tua yang lebih dulu menyantap Tubuh dan Darah Tuhan dan mengalami kehadiran Yesus yang menjadi santapan untuk melepaskan kita dari dosa dan maut, maka jadilah guru iman yang mengajarkan dan mendampingi anak-anak supaya tidak mengabaikan Ekaristi. Didiklah anak-anak sesuai tradisi Gereja yang salah satunya adalah merayakan Ekaristi. Ingat janji dalam sakramen perkawinan untuk mendidik anak-anak sesuai ajaran iman Katolik. Jangan dikacaukan dengan kemewahan dunia yang tidak ada hubungannya dengan hidup surgawi kelak. Tetaplah jadi orang tua yang menghadirkan kasih sayang Allah bagi anak-anak. Semoga peristiwa komuni pertama yang sakral ini benar-benar menghadirkan karunia Allah yang berlimpah buat diri kita, anak-anak dan keluarga kita. Harap Romo Babey mengakhiri kotbahnya. ***J.Kustati Tukan