LINTAS PAROKI
Trending

CINTANYA TIDAK TERBATAS

Pada perayaan Kamis Putih umat Katolik mengenangkan Pembasuhan Kaki dan Perjamuan Malam Terakhir sebagai warisan Yesus kepada murid-murid-Nya, sekaligus sebagai lambang kelahiran Sakramen Imamat dan Ekaristi.

Foto: Hiro/Sisca/Adrian/PanPasPSYD

Di Paroki Santo Yoseph Denpasar, Perayaan Ekaristi Kamis Putih diselenggarakan masing-masing satu kali di dua gereja, yakni di Gereja Santo Yoseph Kepundung dan Gereja Yesus Gembala Yang Baik Ubung Kaja pada pukul 19.00 WITA. Paduan Suara Lingkungan Santa Theresia menyemarakkan perayaan di Gereja Santo Yoseph sedangkan Paduan Suara Legio Mariae menyemarakkan perayaan di Gereja Yesus Gembala Yang Baik.

Dalam homilinya di bawah tajuk “Cinta-Nya Tidak Terbatas”, P. Yan Madia, SVD, Pastor Paroki St. Yoseph Denpasar menegaskan bahwa terdapat empat poin yang patut direnungkan dalam perayaan ini.

“Pertama, setiap merayakan misa Kamis Putih, pertama, kita memasuki Tri Hari Suci, puncak kehidupan Yesus di mana Ia melakukan penebusan bagi umat manusia melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya.

Foto: Hiro/Sisca/Adrian/PanPasPSYD

Kedua, kita mengenangkan perjamuan malam bersama murid-Nya di mana Yesus menetapkan Ekaristi dan memberikan teladan pelayanan serta kasih tulus dengan cara membasuh kaki murid-Nya.

Ketiga, pada malam ini, Yesus menjadikan para murid-Nya imam, pembagi rahmat Allah, pembawa persembahan manusia kepada Allah. Dengan demikian, Sakramen Imamat diadakan oleh Yesus.
Keempat, Yesus pergi ke Taman Getsemani diantar para murid-Nya. Dan di Taman Getsemani itulah, Yesus mengalami pergulatan batin yang sangat berat, mengalami diri sebagai yang hina. ditindih oleh beban dosa kita yang harus Ia pikul,” tandas Pastor Paroki Santo Yoseph Denpasar.

Foto: Hiro/Sisca/Adrian/PanPasPSYD

Setelah homili, P. Yan menanggalkan kasulanya dan menggunakan celemek untuk upacara pembasuhan kaki. Kedua belas rasul yang duduk di barisan terdepan umat maju ke depan altar menghadap ke umat. Satu persatu kaki mereka dibasuh, sebagaimana Yesus membasuh kaki kedua belas rasul.

Selepas Perayaan Ekaristi, Sakramen Mahakudus diarak menuju sebuah tempat khusus. Perarakan ini memiliki kekhasan, yakni diiringi dengan bunyi lonceng kayu (crotalus atau klethekan) serta lagu Mari Kita Puji Kristus (Tantum Ergo Sacramentum).

Sakramen Mahakudus ditempatkan di sebuah ruang khusus yang kemudian menjadi tempat berdoa berjaga-jaga, atau akrab disebut “Doa Tuguran”.

Di Gereja Santo Yoseph, ruang khusus tersebut terletak di lantai dua pastoran sedangkan di Gereja Yesus Gembala Yang Baik, khusus tersebut terletak di Kapel Adorasi Wisma Santo Yoseph.

Sejak pukul 21.00 hingga 24.00, umat dari empat lingkungan bergiliran mengadakan Doa Tuguran di hadapan Sakramen Mahakudus. Empat lingkungan di wilayah timur berdoa tuguran di Gereja Santo Yoseph Kepundung sedangkan empat lingkungan di wilayah barat berdoa tuguran di Kapel Adorasi Wisma Santo Yoseph.

Akan tetapi, dari semua upacara ini, terdapat satu keunikan yang belum pernah terjadi sebelumnya, khususnya di Gereja Santo Yoseph Kepundung, yakni Ibadat Penyucian Altar. Setelah perarakan Sakramen Mahakudus, semua petugas liturgi kembali ke altar untuk melakukan ibadat penyucian altar ini.

Foto: Hiro/Sisca/Adrian/PanPasPSYD

P. Ketut menanggalkan kasulanya dan mengenakan stola berwarna hitam. Kemudian, altar dilucuti dan dibaluri dengan anggur. Altar yang telah dibaluri anggur ini kemudian dibersihkan dengan air.

Dalam katekesenya, P. Ketut menyebut bahwa ibadat ini adalah sebuah tradisi kuno yang saat ini hanya terjadi di Basilika Santo Petrus, Vatikan. Oleh sebab itu, umat patut mensyukuri sebuah kekayaan tradisi Gereja yang sarat makna ini.

Perayaan Ekaristi Kamis Putih ini ditutup dengan hening dalam suasana berjaga-jaga bersama Yesus dalam Doa Tuguran.

Penulis
Joshua Jolly SC
Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close