Hari ini, selasa (15/9/2020) Gereja Hati Kudus Yesus (HKY) Palasari genap berusia 80 tahun.Karena situasi merebaknya Covid-19, peringatan syukurnya dirayakan dengan sederhana, tidak menghadirkan banyak umat. Bahkan umat Palasari sendiri tidak semua bisa hadir di Gereja.
Panitia memberikan fasilitas/sarana live streaming agar umat bisa mengikuti misa dari rumah masing-masing. Saya cukup bersemangat mengikuti misa dg jalur live streaming.
Nuansa meriah nampak dari layar HPku. Hiasan altar meriah memberi nuansa perayaan terasa semarak.
Perayaan dirangkai dengan pelantikan DPP dan DKP periode 2020-2023 dan perayaan syukur perak Imamat Pater Ludovikus Joko, SVD, imam asli Palasari.
Aku menyimak dengan baik rangkaian misa yang berlangsung dengan khidmat itu, termasuk kotbah Bapak Uskup.
Suara Bapak Uskup sangat jelas. Kotbahnya juga bisa kutangkap dengan jelas. Terkait bacaan suci yang dipilih dalam perayaan itu, Bapak Uskup antara lain menegaskan bahwa orang Katolik dipanggil menjadi garam dunia dalam arti kehadiran kita harus mampu membawa pengaruh positif bagi orang lain dengan berpikir, berkata dan bertindak dengan benar dan jujur. Juga kehadiran kita mampu membawa penghiburan kepada sesama yang sedang dirundung malang dan penderitaan.
Lebih lanjut Bapak Uskup mengatakan kita juga dipanggil menjadi terang dunia dengan cara membawa manusia kepada Allah dengan teladan baik serta menentang segala bentuk kejahatan.
Memberi penyadaran kepada manusia zaman ini bahwa hidup di dunia ini hanya sementara, manusia harus mempersiapkan diri untuk mencapai tanah air surgawi.
Bapak Uskup juga berharap agar di usia 80 tahun ini, Gereja Palasari berkembang dalam segala bidang kehidupan, juga karya pastoralnya.
Kepada DPP yang hari itu dilantik bapak Uskup berpesan agar mampu melayani umat dan melaksanakan tugas dengan tanggung jawab disertai ketaatan umat dengan baik.
Kepada Romo Ludovikus Joko Sunaryo yang merayakan pesta perak, Bapak Uskup mengajak umat untuk medoakan Romo Joko agar mampu melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab disertai ketaatan. Kiranya Romo Joko tekun dalam imamat dan sehat walafiat sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
Sedangkan dalam sambutannya Bapak Uskup berharap umat paroki mampu membangun sikap solider, karena gereja tanpa sikap solider itu kosong.
Itu ceritaku, ceritamu mana? ***Christin
