LINTAS KOMISI

BINCANG ASIK SEPUTAR TOLERANSI, NASIONALISME DAN SOLIDARITAS (Bagian 2)

Oleh : Hironimus Adil

KAKANWIL KEMENAG BALI: DI PUNDAK ORANG MUDA ADA TANGGUNG JAWAB BESAR
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Bali, Komang Sri Marheni, S.Ag., M.Si, sebagai salah seorang narasumber secara khusus menyoroti nasionalisme dari sisi budaya, khususnya di kalangan orang muda.

Ibu Komang, ternyata memiliki kecemasannya tersendiri, terutama terkait dengan pemahaman nasionalisme kaum muda dari sisi budaya.

“Tentang nasionalisme orang muda, kecemasan kita terkait pemahaman dan penghayatan nasionalisme dari sisi budaya yang sangat berpengaruh terhadap karakter,” katanya dalam acara Bincang Asik (BISIK) tentang penguatan toleransi, nasionalisme dan solidaritas orangmuda/mahasiswa lintas agama, Selasa, 29 September kemarin.

Padahal menurut Ibu Komang, di pundak orang muda ada tanggung jawab besar dalam memelihara nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Nilai budaya bangsa Indonesia yang dimaksud Ibu Komang antara lain gotong royong, saling menghormati dan menghargai, saling silahturahmi atau menyama braya dalam kontek Bali, dan sebagainya.

“Semua ini mulai terkikis atau tidak terlaksanakan. Termasuk juga nilai-nilai luhur lainnya seperti tenggang rasa, empati, hidup dalam kebersamaan. Semua ini semakin redup dan memprihatinkan,” imbuhnya.

Kepada kaum muda, Ibu Komang berharap agar dalam diri mereka senantiasa membangun jiwa nasionalisme, penuh toleransi dan bersolider, terutama di tengah pandemic Covid 19 saat ini.

“Orang muda dalam pandemi ini, mari terus semangat mendengungkan nasionalisme, toleransi dan solider terhadap sesame. Jangan banyak mengeluh. Orang muda juga dapat membantu pemerintah untuk memutus mata rantai pandemi korona dengan cara disiplin terhadap protokol kesehatan. Ini juga bagian dari jiwa nasionalisme. Dalam situasi seperti sekarang perlu saling peduli, solider dan bersatu,” harapnya.

Di sisi lain, Kakanwil Kemenag Provinsi Bali ini juga mengharapkan pentinya kesadaran bersama seluruh masyarakat, termasuk kaum muda bahwa perbedaan itu merupakan keniscayaan bagi bangsa Indonesia.

“Ini (perbedaan) adalah kehendak Tuhan. Maka, tidak bisa dipaksakan supaya semua orang seragam. Tuhan menciptakan perbedaan, ada siang, ada malam. Ada kiri, ada kanan. Ada depan ada belakang, dan sebagainya,” urainya.

Menurut Ibu Komang, dengan adanya perbedaan dimaksudkan untuk menimbulkan saling membutuhkan satu sama lain.
“Demikian hendaknya prilaku kita sebagai warga bangsa ini supaya saling membutuhkan, saling melengkapi dalam rumah bersama kita yaitu rumah Indonesia,” imbuhnya.

Sebagai pernyataan penutup, Ibu Komang, mengajak orang muda lintas agama maupun bagi masyarakat umum agar bersama-sama menjaga bangsa Indonesia yang memang dibangun di atas perbedaan. *Hironimus Adil

Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close