LINTAS KOMISI

BINCANG ASIK SEPUTAR TOLERANSI, NASIONALISME DAN SOLIDARITAS (Bagian 1)

Pengantar Redaksi:
Komisi Hubungan Antar-agama dan Kepercayaan (HAK) Keuskupan Denpasar menyelenggarakan kegiatan Penguatan Toleransi, Nasionalisme dan Solidaritas Orang Muda/Mahasiswa Lintas Agama secara virtual (on line) melalui program BISIK (Bincang Asik).

BISIK adalah program Komisi Komsos Keuskupan Denpasar dengan format talk show yang ditayangkan secara langsung (live streaming) melalui channel youtube Komsos Keuskupan Denpasar.

BISIK kali ini dipandu Blasius Naya Manuk (Sekretaris Komisi HAK) dan Maria Yasinta Setia sebagai Host.

Rangkuman kegiatan yang dilaksanakan pada Selasa, 29 September ini akan disajikan dalam beberapa bagian tulisan melalui website Keuskupan Denpasar ini.

Rangkuman berikut adalah bagian pertama.

Kendatipun secara virtual, peserta resmi kegiatan ini didaftarkan secara resmi melalui Komisi HAK Keuskupan Denpasar.

Dalam catatan Komisi HAK, Peserta terdaftar mencapai 100 orang yang terdiri dari Orang Muda Katolik paroki-paroki se-Bali, Ormas Kepemudaan/Mahasiswa Lintas Agama serta Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) beberapa Perguruan Tinggi.

Tema yang diusung dalam penguatan bagi para kaum muda lintas agama ini “Tebarkan Semangat Toleransi, Nasionalisme dan Solidaritas.”

Dalam perbincangan seputar tema menarik ini, Komisi HAK Keuskupan Denpasar, mengahadirkan tiga orang narasumber yaitu Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Bali Ibu Komang Sri Marheni, S.Ag., M.Si; Ketua Dewan Pertimbangan MUI Kota Denpasar Drs. K.H. Mustafa Al Amin, SH., MHI., M.Pd; dan Ketua Komisi Hubungan Antar-agama dan Kepercayaan Keuskupan Denpasar P. Paskalis Nyoman Widastra, SVD., M.Si.

Kegiatan ini didukung penuh oleh BIMAS Katolik Kementerian Agama Provinsi Bali.

 

Latar belakang terselenggaranya kegiatan ini, menurut Ketua Komisi HAK Keuskupan Denpasar berangkat dari realitas hidup bersama dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang beraneka suku, agama, bahasa, adat/budaya, serta golongan.

Menurut Komisi HAK, dalam realitas itu harus secara berkelanjutan mengupayakan kehidupan yang penuh toleransi dalam semangat nasionalisme dan solidarutas sebagai satu bangsa.

Dalam kondisi sulit akibat pandemi Covid 19 seperti saat ini, sikap toleransi, semangat nasionalisme dan solidaritas justru harus terus dibangun dan digerakkan.

Talk show secara virtual ini diawali dengan dua sambutan. Sambutan pertama disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Pembimas Katolik Kementerian Agama Provinsi Bali, Bapak Yulianus Gale.

Sambutan kedua oleh Bapak Uskup Denpasar selaku Pimpinan Gereja Katolik Keuskupan Denpasar yang mewilayahi Provinsi Bali dan NTB, Mgr. DR. Silvester San.

Plt. Pembimas Katolik, Yulianus Gale, menyampaikan apresiasi dan bangga sekaligus menyambut antusias dilaksanakannya kegiatan ini.

Menurut Pak Yulianus, walaupun secara virtual, namun ada nilai positif yang ditebarkan, dan ada semangat untuk dikobarkan dalam menebarkan toleransi, nasionalisme dan solidaritas.

“Indonesia diwarnai kemajemukan agama, bahasa, suku, budaya dan golongan. Maka keberagaman menjadi keniscayaan bangsa Indonesia sekaligus terkenal dengan masyarakat multikultural,” ungkap Pak Yulianus.

Pak Yulianus menambahkan, dengan pluralulitas masyarakat ini, di satu sisi menjadi kekuatan sekaligus peluang besar dalam memajukan bangsa jika potensi yang ada digali secara optimal.

Tetapi di sisi lain menjadi tantangan sekaligus pontensi terjadinya konflik jika perbedaan itu tidak dikelola secara tepat.

Dengan demikian maka sebagai upaya untuk meminimalisir potensi konflik adalah dengan menggelorakan dan menebar semangat toleransi, nasionalisme dan solidaritas antara anak-anak bangsa dengan menjunjung tinggi 4 pilar kebangsaan sebagai konsensus Bangsa Indonesia yaitu NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

“Kita ingin bangsa ini tetap utuh, tertib, aman, damai, saling menghormati dan menghargai satu sama lain, serta menonjolkan gotong royong sebagai kekhasan masyarakat Indonesia dan kesatuan. Jangan ego yang ditonjolkan, karena dengan ego konflik mudah tersulut dan terjadi,” imbuhnya.

Sebagai pemungkas sambutannya, Pak Yulianus mengajak kaum muda khususnya, dan seluruh masyarakat Indonesia umumnya untuk sama-sama berjuang mengedepankan toleransi, nasionalisme dan solidaritas.

“Apresiasi kepada Gereja Katolik Keuskupan Denpasar yang terus berinisiatif dan tanpa lelah menyelenggarakan acara-acara seperti ini. Kegiatan semacam ini sangat bermartabat,” tutupnya.

Bapak Uskup: Pandemi Korona Ujian Terhadap Solidaritas

Sementara itu, Bapak Uskup Denpasar Mgr. DR. Silvester San, mengatakan bahwa tema kegiatan ini sangat tepat di tengah situasi sulit saat ini akibat pandemi korona.

Akibat pandemi Covid 19, demikian Bapak Uskup, membuat banyak orang mengalami kesulitan hidup maupun dalam beraktivitas dan bersosialisasi.

“Banyak orang yang di-PHK karena lesunya perekonomian, sehingga tidak sedikit orang yang menderita dan jatuh miskin. Situasi ini sungguh menguji solidaritas kita terhadap sesama manusia. Jika kita mampu bersolider terhadap sesama yang mengalami kesulitan hidup, maka kita lulus ujian,” kata Pakar Kitab Suci ini.

Sementara mengenai toleransi dan nasionalisme, menurut Bapak Uskup, negara ini sudah cukup teruji dalam perjalanan sejarahnya.

Menurut Bapak Uskup, toleransi, nasionalisme maupun solidaritas ini harus terus ditebarkan terutama dalam situasi di mana di tengah masyarakat sudah bermunculan kelompok-kelompok tertentu yang bersikap intoleransi, radikalisme, serta bertebarannya berita-berita hoax yang dapat merusak persatuan bangsa sekaligus menghambat laju pembangunan.

Dikatakan Bapak Uskup, perbedaan adalah anugerah Tuhan sekaligus menjadi kekayaan Bangsa Indonesia yang patut disyukuri.

“Indonesia harus menjadi tempat yang ramah dan nyaman bagi siapapun, harus menjadi rumah tempat tinggal bersama yang perlu terus dirawat secara bersama-sama anak-anak bangsa,” harap Mgr. San.

Kepada kaum muda lintas agama, Bapak Uskup San menegaskan bahwa generasi muda adalah generasi masa kini dan masa depan.

“Orang muda dan mahasiswa harus menjadi pelopor untuk menebarkan semangat toleransi, nasionalisme dan solidaritas, sebagai nilai luhur bangsa Indonesia,” pinta Bapak Uskup.

Bagian akhir sambutannya Bapak Uskup mengajak orang muda maupun seluruh masyarakat agar dalam masa pandemi Covid 19, terus membangun solidaritas, kesetiakawanan dengan saling berbagi kepada siapapun tanpa memandang latar belakang perbedaan.

Lantas, bagaimana pandangan para narasumber, tunggu bagian berikut dari rangkuman kegiatan ini. *Hironimus Adil

Show More

KOMISI KOMUNIKASI SOSIAL

Tim Redaksi *Pelindung Mgr. DR. Silvester San (Uskup Keuskupan Denpasar) *Pemimpin Umum/Penanggung Jawab/Pemimpin Redaksi RD. Herman Yoseph Babey (Ketua Komisi Komsos) *Redaktur: Hironimus Adil- Blasius Naya Manuk- Christin Herman- J Kustati Tukan-

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!
Close
Close