Sebagai bagian pemuda masa kini, Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Yoseph Denpasar memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-93 dalam perayaan Ekaristi di Gereja Yesus Gembala Yang Baik (YGYB) Ubung Denpasar, Kamis (28/10) petang.
Perayaan Ekaristi dipimpin Pastor Rekan Paroki St. Yoseph, P. Laurensius I Ketut Supriyanto, SVD.
Misa yang berlangsung pada pukul 18.00-19.00 WITA itu dihadiri oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki Santo Yoseph Denpasar.
Dalam homilinya, Romo Ketut, demikian akrab disapa, menyebut bahwa OMK harus menjadi pemuda 4.0.
“Era saat ini menyebabkan orang muda harus di dalamnya. Gereja pun tidak dapat menyangkal dan menghindar dari kenyataan ini. Orang muda dipanggil untuk menjadi pemuda 4.0 (four point zero) dengan dunia digital yang semakin pesat,” ungkapnya.
P. Ketut, lebih lanjut menyebut, “Meski dunia sudah serba digital, tetapi tetap saja kita membutuhkan pertemuan, perjumpaan. Maka, orang muda itu khasnya ada tiga, nobar (nonton bareng), mabar (makan/main bareng), dan nubar (nugas/nulis bareng). OMK ini adalah wadah Gereja untuk itu. Maka, kita bersyukur saat ini kita dapat berkumpul dan berjumpa satu sama lain karena ada kerinduan untuk bertemu bersama.”
P. Ketut juga menyebut dua tokoh penting dalam bacaan suci dalam misa ini, yakni Rasul Santo Simon (orang Zelot) dan Santo Yudas (Tadeus) yang diperingati pada 28 Oktober juga.
“Dua tokoh ini adalah tokoh yang pemberani. Yesus tahu siapa yang dipilih-Nya sehingga dua tokoh ini menjadi penting dalam sejarah kekristenan awal. Dua tokoh ini pula dapat OMK teladani,” tambahnya.
Menutup khotbahnya, P. Ketut menegaskan peran penting pemuda untuk menjunjung nasionalisme, terutama dalam merefleksikan peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.
“Gereja Katolik punya peran penting yang tidak dapat disangkal. Dua tahun sebelum Sumpah Pemuda, Gereja Katedral Jakarta menjadi saksi bisu Kongres Pemuda I yang menjadi cikal bakal Kongres Pemuda II dan Sumpah Pemuda. Maka, saya menegaskan kembali bahwa OMK dipanggil untuk tetap menjadi 100% Katolik dan 100% Indonesia,” pungkasnya.
Setelah misa di gedung gereja, acara selanjutnya adalah berupa ramah tamah di Gedung Wisma Santo Yoseph yang didahului makan malam bersama.
Selain OMK, Romo Ketut selaku Pastor Pendamping, Bapak Frans selaku Ketua BPU (Bidang Pendidikan Umat), serta Kak Yoga dan Kak Rey (Seksi Kepemudaan), turut hadir dalam acara seremonial tersebut.
Setelah dibukan doa oleh Kak Rey, selanjutnya, Kak Yoga menyampaikan sambutan pertama. Ia menegaskan kembali pesan 100% Katolik 100% Indonesia dan “Jas Merah” (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah) kepada OMK Paroki Santo Yoseph Denpasar.
Sementara Ketua BPU Bapak Frans, dalam sambutan berikutnya, menyatakan apresiasi kepada OMK yang telah menyelenggarakan sejumlah lomba, seperti menyanyi, video TikTok, dan mobile legend, yang mampu menggaet antusiasme besar dari OMK.
Lomba tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati 93 tahun Sumpah Pemuda dan berpuncak pada acara ramah tamah ini.
“Ini adalah sebuah langkah yang baik untuk semakin mengguyubkan OMK kita,” ungkapnya.
Fransiska Chika, selaku Ketua OMK Paroki St. Yoseph, juga mengapresiasi rekan-rekan OMK dan segenap pihak yang mendukung acara ini sehingga dapat berlangsung dengan baik.
Selaku pendamping OMK, Rm. Ketut kembali menegaskan bahwa OMK dipanggil untuk menjadi pemuda 4.0 sekaligus 100% Katolik dan 100% Indonesia.
“Tetapi, jangan lupa semuanya itu kembali kepada diri kita sendiri. Kita tidak boleh ‘kosong’ di tengah keramaian sinyal-sinyal dan dunia digital saat ini,” pungkasnya.
Beberapa hiburan mewarnai acara ramah tamah tersebut, antara lain penampilan Kak Andy dan teman-teman yang membawakan beberapa senandung.
Salah satunya adalah lagu “Janji Putih” yang dibawakan oleh artis Doddie Latuharhary. Penampilan Kak Andy semakin ciamik dengan permainan kajoon oleh Kak Exsel sehingga suasana acara semakin hidup.
Tidak hanya itu, seluruh hadirin terhibur dengan stand up comedy yang dibawakan oleh Kak Andre. Ia adalah salah satu komika yang cukup terkemuka di Bali. Guyonannya yang renyah pun semakin mencairkan suasana.
Acara selanjutnya adalah pembacaan nominasi tiga lingkungan terbaik dalam Lomba Video TikTok dan Lomba Menyanyi. Dalam Lomba Video TikTok, Lingkungan Renya Rosari, Santo Agustinus, dan Stasi Santo Stefanus mendapat nominasi.
Di samping itu, Lingkungan Santo Mikhael, Santo Agustinus, dan Santa Theresia mendapat nominasi dalam Lomba Menyanyi.
Acara yang paling ditunggu akhirnya datang. Pembawa acara, Jessica dan Nova, mengumumkan pemenang Lomba Video TikTok, yakni Stasi Santo Stefanus. Selain itu, Lingkungan Santo Agustinus atas nama Kak Mia menjadi pemenang Lomba Menyanyi kategori lagu bebas dan Lingkungan Santa Theresia atas nama Dinda menjadi pemenang Lomba Menyanyi kategori lagu wajib nasional.
Setelah pengumuman juara lomba, setiap pemenang dipanggil ke podium untuk penyerahan hadiah.
Hadiah juga diserahkan kepada OMK Lingkungan Santa Bernadette yang memenangkan Lomba Mobile Legend.
Setelah penyerahan hadiah, seluruh OMK yang hadir diajak berfoto bersama, dan acara ditutup dengan doa dan berkat oleh Romo Ketut.
Proficiat OMK!
Editor: Hiro/KomsosKD