Tanggal yang cantik di hari yang sejuk 10-10-2020. Kelompok Tani Pala Tirta Amerta memulai hari dengan persiapan menuju Bungas, lalu ke Sombang, tempat merayakan ekaristi syukur 10 tahun berdirinya.
Diawali dengan doa dan berkat, perjalanan ke 18 peserta sudah termasuk Rm. Tinus dengan kendaraan beroda dua ke titik perhentian untuk kemudian melanjutkan dengan berjalan kaki menuju ke sumber air.
Perjalanan hari ini, dalam nada penuh canda tawa ada yang mengatakan bahwa perjalanan kali ini seperti perjalanan ke 18 perintis awal berdirinya Palasari yang berjumlah 18 orang.
Semua tertawa riang karena selalu ada rasa memiliki atas sejarah berdirinya Palasari.
Hari ini kelompok air ini sudah mencapai usia 10 tahun keberadaannya, sebagai kelompok swadaya masyarakat Palasari yang membantu menyuplai air hutan hingga bisa digunakan oleh umat untuk usaha ternak babi dan tanaman hias di sekitar pekarangan rumah.
Kebiasaan untuk merayakan ekaristi pada tanggal berdirinya sudah dilakukan sejak awal, hingga ditahun ke 10 inipun para pengurus berusaha untuk membuat ekaristi di Sombang titik awal suplai air menuju ke Palasari.
Terhitung sejak pertama kali dilakukan, perayaan ekaristi pemberkatan sekedar altar dan sumber air ini sudah empat kali diadakan.
Pertma oleh RD. Adi Harun, kedua oleh RP. Romy Roja, SVD, ketiga RP. Nyoman Widastra, SVD dan ke empat hari ini, RD. Tinus Ama.
Memang sebuah usaha yang baik untuk tetap menjamin kepercayaan masyarakat akan adanya air yang bersih dan bermanfaat untuk berbagai keperluan.
Kelompok Tani Pala Tirta Amertha berharap agar eksistensinya semakin diakui oleh warga sehingga dapat meningkatkan kinerjanya untuk berbagai keperluan lain yang lebih mendukung.
Selama 10 tahun terakhir pelanggan kelompok tani sudah mencapai 170. Para pelanggan ini berupa keperluan jasa rumah tangga, Gereja, Goa Maria, sekolah-sekolah, poliklinik, balai adat pemaksan dan Balai Banjar Palasari.
Berpelindungkan Santo Fransiskus Asisi, kelompok ini berdoa agar alam dan air di tempat ini terjaga kelestarian dan kemurniannya.
Selain itu kelompok ini berharap juga agar pemerintah memberi perhatian untuk menjaga kelestarian alam sekitar dengan memperhatikan regulasi supaya penebangan hutan liar diperketat, sehingga air sungai tidak berkurang atau tidak lagi menghasilkan air.
Walaupun perjalanan sangat melelahkan karena sejak awal hujan gerimis bahkan menjadi deras, tidak menyurutkan semangat ke 18 peserta yang bergerak menuju lokasi.
Tambahan jalanan licin membuat tantangan tersendiri, melewati hutan, lembah dan jalur drainase yang sudah berlumut.**